Motoran ke Rawagede – Perjalanan Jonggol-Sukamakmur

Ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya.

Saat kami sampai di Tugu Jonggol, kami berhenti sambil berdiskusi, apakah ingin langsung ke Rawagede atau mampir dulu ke tempat tertentu. Akhirnya kami memutuskan untuk menandai “Rest Area Jonggol Lama” sebagai titik selanjutnya. Rencananya kami akan beristirahat dahulu, mungkin sambil makan atau ngopi.

Jarak titik tersebut (Rest Area Jonggol Lama) dari Tugu Jonggol adalah sekitar 11 km. Perkiraan waktu tempuh sekitar tiga puluh menit.

image host

Jalurnya bisa dibilang sama dengan jalur yang saya lalui saat ke Kopi Ki Demang dan saya sudah agak familiar dengan sebagian rutenya. Namun saya masih belum tahu dimana titik “perpisahan” rute ke Ki Demang dan rute ke Rawagede.

Dari Jonggol ke arah selatan ini jalanannya mulai banyak yang menanjak. Namun sampai titik tujuan (Rest Area) masih relatif belum ada tanjakan yang ekstrim.

Ada hal yang saya temui di jalur ini (yang sebenarnya sudah saya notice sebelumnya, saat saya ke Kopi Ki Demang). Yaitu ada sekolah (SMP-SMK-Boarding School) dengan nama IDN. Hmm namanya cukup familiar bagi saya. Tapi kalau IDN yang ini (sekolah) adalah singkatan dari Islamic Development Network.

Saya sempat berpikir, apakah IDN yang ini (sekolah) ada hubungannya dengan IDN training IT (ID-Networkers)? Saat saya cek di FB founder dari ID-Networkers yaitu Pak Dedi Gunawan, ternyata benar. Kedua lembaga ini saling berhubungan atau berkaitan.

image host

Setelah sekolah IDN, pemandangannya makin seru. Jalanannya memang kecil, tetapi di sebelah kiri jalan (arah timur) kita bisa melihat pemandangan bukit, kebun, dan persawahan. Sebelah kanan jalan ada sungai kecil. Saat perjalanan kali ini jalanannya cukup banyak air. Mungkin karena habis hujan dan air sungai yang meluap.

image host

Sambil melewati jalan ini kami juga sering melihat anak-anak yang pulang sekolah sambil berjalan kaki. Perjalanan kala itu hari Sabtu, jadi mungkin banyak sekolah yang masih masuk.

image host

Ternyata jarak dari Sekolah IDN ke rest area tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 1,5km. Di sisi kiri jalan (timur) banyak lapak untuk beristirahat atau jajan.

image host

Kami pun beristirahat. Saya dan Wisnu makan, sedangkan Fahmi dan Aril sempat berkeliling. Berkeliling karena tempatnya menarik. Di pinggir sungai (bisa ke sungainya, tapi saya tidak turun), ada jembatan juga.

image host

image host

Setelah beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan. Terus ke arah selatan, kondisi jalan mulai banyak yang ekstrim (tapi masih bisa dilintasi oleh motor Beat 2012, boncengan, bawaan cukup banyak). Ekstrim kali ini konteksnya ke elevasi atau curamnya tanjakan bukan ke kondisi atau kontur jalanannya. Untuk jalan overall sudah cukup baik dan dicor atau diaspal. Namun untuk lebar jalan yaa sama saja, tidak terlalu lebar.

image host

Selingan sedikit. Kalau teman-teman bawa bawaan yang cukup banyak di dek motor skuter matik (seperti Beat saya), lebih enak pasang pedal tambahan seperti gambar di bawah, agar kaki lebih nyaman.

image host
image host
turunan+pemandangan
image host
tanjakan di maps kelihatannya gak begitu curam
Kami juga melewati hamparan sawah yang luas dan juga pemandangan gunung di belakangnya. Indah. Tapi kami tidak minggir untuk foto, lanjut jalan. Jadinya saya pakai foto street view saja. Ada juga beberapa warung/lapak di sini.
image host
Setelah hamparan sawah tersebut, jalanan masih menanjak (di tampilan street view kelihatannya tidak terlelu curam, namun aslinya berbeda hehe). Dan di daerah ini juga ada beberapa bangunan pemerintahan seperti Kantor Kecamatan Sukamakmur dan Polsek Sukamakmur.
image host
Kami juga berencana untuk mampir di warung/pasar terlebih dahulu untuk membeli berbagai perlengkapan. Setelah melewati jalanan yang cukup menarik (atau menantang?), ada Indomaret di sisi kiri jalan dan kami memutuskan untuk berhenti sejenak.
image host
Ternyata harga barang di Indomaret ini relatif lebih mahal dari Indomaret di Cibitung hehe. Kami juga membeli makanan dan beberapa bahan/bumbu untuk “masak-masak” di Rawagede. Kawasan ini juga bisa dibilang “pasar”.
-to be continued-

Leave a Comment