Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau sharing lagi tentang… Ada kaitannya dengan Proxmox lagi. Bosan? Hehe. Sebenarnya atasan saya juga menyarankan untuk sesekali posting kehidupan pribadi / keseharian. Namun sepertinya saat ini saya belum menyiapkan untuk menulis tentang daily life dan sedang “asik” main VM. Walaupun ngulik Proxmox masih sekadar yang dasar saja.
Di beberapa kiriman sebelumnya, saya memasang VM dan CT (container) dengan isi Ubuntu Server. Tampilan CLI. Kali ini saya mau coba yang ada tampilan grafiknya. Yaitu Linux Mint.
Saya sendiri memiliki pengalaman yang menyenangkan atau nyaman bersama Linux Mint. Maka dari itu saya ingin coba pasang Linux Mint, karena ingin melihat apakah ada perubahan yang signifikan di Linux Mint. Saya pakai Zorin OS dari sekitar Juni 2023, karena ingin cari distro yang berbeda. Ketemulah Zorin ini. Menarik dan easy to use. Tapi saya belum coba banyak distro Linux. Baru pernah coba LinuxMint, Ubuntu, Zorin, dan CentOS.
Lanjut, kita siapkan dulu .iso Linux Mint. Dalam pengujian kali ini, saya pakai Linux Mint v21.2 (victoria) versi Cinnamon 64 bit. Kunjungi situs web Linux Mint (gambar 1) untuk mendapatkan .iso-nya.
gambar 1 web Linux Mint
Untuk Linux Mint terdapat tiga versi. Yaitu Cinnamon (paling tinggi, paling “cantik”, namun lebih berat daripada yang lain), MATE (lebih ringan dari Cinnamon, tampilan klasik GNOME 2), dan XFCE (versi paling ringan/sederhana). Saya menggunakan versi Cinnamon. Walaupun versi paling tinggi, untuk digunakan dengan spek yang rendah (pengujian saya hanya menggunakan RAM sekitar 2 GB) masih bisa digunakan dengan nyaman.
Lanjut, kita buat VM baru di Proxmox VE. Sebelumnya, kita perlu unggah file .iso instalasi terlebih dahulu. Pilih storage PVE (dalam pengujian kali ini, storage bernama local(pve) yang ada pada panel kiri layar). Kemudian pilih ISO Images dan pilih tombol Upload untuk mengunggah file .iso (gambar 2).
Gambar 3 menampilkan jendela Upload untuk mengunggah file .iso. Cari dan pilih file .iso yang diperlukan dengan menekan tombol Select File. Tekan tombol Upload untuk mengunggah. Proses unggah akan berjalan, dan apabila sudah selesai akan ditandai dengan tulisan Task OK.
Klik tombol Create VM di sebelah kanan atas layar (gambar 4.1). Akan muncul jendela untuk konfigurasi VM. Isinya kurang lebih sama dengan posting saya waktu itu (instalasi Ubuntu Server VM). Jadi, saya tidak akan terlalu panjang menjelaskannya.
gambar 4
Gambar 4.1 menampilkan konfigurasi dasar seperti nama VM dan VM ID. Gambar 4.2 menampilkan OS tab. Pilih file .iso yang tadi diunggah. Biarkan konfigurasi pada System tab (gambar 4.3). Gambar 4.4 menampilkan Disks tab untuk mengatur konfigurasi disk yang digunakan oleh VM. Dalam pengujian kali ini, saya menggunakan 20 GiB.
CPU tab saya isi dengan konfigurasi 1 soket dan core (gambar 4.5). Gambar 4.6 menampilkan Memory tab. Saya atur penggunaan RAM sebesar ~2GB untuk VM. Konfigurasi Network tab secara default akan bridge ke jaringan host sehingga konfigurasi tahap ini bisa dilewat (gambar 4.7). Gambar 4.8 menampilkan ringkasan konfigurasi yang dilakukan. Tekan tombol Finish untuk melanjutkan.
gambar 5 mulai VM
Setelah beberapa saat, VM berhasil dibuat. Namun ini baru VM, OS Linux Mint belum terpasang. Mulai VM dengan klik kanan pada nama VM dan pilih Start (gambar 5).
gambar 6 memulai
Gambar 6menampilkan tampilan awal ketika instalasi Linux Mint. Oiya, tampilan ini terletak di menu Console. Pilih menu pertama (Start Linux Mint 21.2 Cinnamon 64 bit) untuk melanjutkan proses instalasi Linux Mint.
Oiya, agar tampilan console bisa full screen, kita bisa pilih menu No VNC (panel dengan tanda segitiga kecil di kiri layar – saya tandai pada gambar 6) dan pilih Full Screen (gambar 7).
gambar 7 panel NoVNC
Proses instalasi akan dimulai. Saat pengujian tadi, saya rasa kok agak lama mulainya. Kemudian saya tekan enter dan beberapa saat kemudian instalasi berlanjut. Ini gak tau emang lagi nunggu atau lanjut karena saya klik enter.
Gambar 8 menampilkan tampilan desktop Linux Mint. Sudah selesai? Nggak. Perjalanan masih panjang. Banyak (mungkin hampir semua) distro Linux, menyediakan kesempatan untuk mencoba terlebih dahulu Linuxnya sebelum dipasang ke sistem. Nah, pada tampilan gambar 8 ini sebenarnya kita sudah bisa coba-coba sistem Linuxnya. Karena saat tahap ini OS berjalan dari file .iso (kadang disebut live session).
gambar 8 desktop Linux Mint
Tampilan utama Linux Mint dapat dikatakan sederhana dan mudah dipahami bagi pemula. Pada pojok kiri bawah layar, terdapat tombol menu. Mirip seperti tombol menu pada Windows 7 dulu, berfungsi untuk menampilkan menu dan aplikasi apa saja yang ada pada sistem Linux. Pada bagian bawah layar terdapat taskbar yang bisa diisi dengan berbagai shortcut aplikasi favorit, dan sebagai tempat bagi aplikasi yang sedang berjalan. Pada pojok kanan bawah layar terdapat beberapa menu seperti waktu, suara dan info jaringan.
gambar 9
Untuk melanjutkan instalasi Linux Mint, pilih ikon Install Linux Mint yang terletak di pojok kiri atas layar (yang bergambar CD). Gambar 9.1 menampilkan jendela awal instalasi. Linux Mint mendukung penggunaan Bahasa Indonesia. Pengujian kali ini saya menggunakan Bahasa Indonesia pada Linux Mint. Bisa juga kalau teman-teman mau pakai Bahasa Inggris, tinggal dipilih. Tekan Lanjutkan untuk melanjutkan.
Selanjutnya adalah konfigurasi keyboard layout (gambar 9.2). Bisa dilewati (Lanjutkan) apabila tidak ingin ribet dan ingin pakai konfigurasi bawaan saja (English US). Selanjutnya adalah konfigurasi kodek multimedia (gambar 9.3). Check apabila ingin sekalian memasangnya juga saat instalasi.
gambar 10
Gambar 10.1 menampilkan konfigurasi jenis instalasi apa yang ingin dilakukan. Ini sebenarnya ada kaitannya dengan partisi. Mungkin teman-teman akan kaget karena ada tulisan Peringatan: karena opsi ini dapat menghapus seluruh disk. Namun, karena kita sedang berada di dalam VM, maka opsi ini tidak berpengaruh ke disk yang ada di host atau komputer asli kita. Kita bisa pilih opsi lain (Sesuatu yang lain) apabila kita ingin melakukan pemasangan Linux Mint langsung pada sistem utama kita, bukan di VM. Karena opsi ini merupakan opsi untuk melakukan konfigurasi partisi pada disk.
Gambar 10.2 menampilkan konfigurasi zona waktu. Sesuaikan dengan lokasi tempat teman-teman berada. Gambar 10.3 menampilkan konfigurasi akun. Sesuaikan dengan yang teman-teman ingin atur. Pilih Lanjutkan untuk.. Untuk apa? Untuk melanjutkan. Hehe.
Gambar 10.4 menampilkan proses instalasi Linux Mint sedang berjalan. Proses ini dapat bervariasi, mulai dari lima hingga tiga puluh menit. Gambar 11 menampilkan bahwa pemasangan Linux Mint sudah berhasil. Kita bisa explore atau main-main dulu di desktop Linux Mint atau kita bisa melanjutkan (finishing) instalasi dengan memulai ulang (restart).
gambar 11 instalasi selesai
Apabila kita memilih untuk restart, tampilan selanjutnya adalah yang ada pada gambar 12. Terdapat perintah untuk melepas media instalasi (umumnya berupa USB drive apabila kita melakukan instalasi bukan pada VM). Kita bisa lewati tahap ini dan tekan Enter.
gambar 12
Gambar 13menampilkan log-on screen Linux Mint. Masukkan kata sandi. Kemudian akan berhasil masuk dan akan disambut Welcome Greeting (gambar 14). Jendela ini berisi beberapa panduan dasar penggunaan Linux Mint. Oiya, jendela ini secara default akan ditampilkan saat Linux Mint dimulai. Uncheck pada menu Tampilkan dialog ini pada saat memulai untuk menghindari jendela ini selalu muncul tiap menyalakan sistem Linux Mint (ditandai dengan tanda warna oranye).
gambar 13 lockscreen Linux Mint
gambar 14 welcome page
Balik lagi sejenak ke poin sebelumnya, kita bisa “cabut” media instalasi dalam hal ini file .iso yang digunakan untuk instalasi. Buka webpage PVE, pada VM yang berjalan, pilih menu Hardware, dan pilih parameter CD/DVD. Lihat pada gambar 15. Pilih opsi Do not use any media, lalu klik OK untuk menyimpan konfigurasi.
gambar 15 lepas file iso
Apabila pada Desktop masih terdapat ikon CD (instalasi), kita bisa klik kanan pada ikon tersebut (gambar 14 ditandai dengan warna biru di pojok kiri atas) dan pilih Keluarkan (gambar 16).
gambar 16
Selanjutnya, kita bisa lakukan update dan upgrade repositori dengan menggunakan perintah sudo apt update && upgrade. Banyak sekali yang harus diperbarui ternyata (gambar 17).
gambar 17 update & upgrade
Sekian dulu yang saya bagikan kali ini. Mungkin dari teman-teman ada yang punya saran saya tulis apa kedepannya? Bye~