Hai semuanya, apa kabar? Pada tulisan kali ini saya mau coba buat VM di XCP-ng, dan di dalamnya akan kita pasang OS Oreon Linux. Saya juga masih relatif awam tentang OS ini, belum pernah coba sebelumnya. Tau OS ini pas Boss memberi tahu di grup tentang solusi atau alternatif dari RHEL. Referensi artikel yang disarankan Boss saya: https://thenewstack.io/is-oreon-linux-a-true-red-hat-enterprise-alternative/ :

Menarik sih untuk dicoba. Yang pertama, bisa buat lebih ngulik XCP-ng, dan yang kedua, bisa untuk cari tahu lebih tentang OS Oreon Linux ini.
Singkatnya, Oreon Linux adalah salah satu distro Linux yang ditujukan untuk kebutuhan server/enterprise dengan fokus pada stabilitas, keamanan, dan penggunaan jangka panjang. Walaupun ditujukan untuk penggunaan enterprise, Oreon Linux juga memiliki GUI/Desktop Environment, sehingga bisa digunakan sebagai daily driver.
Persiapan File ISO
Sebelum kita buat VM-nya, siapkan terlebih dahulu “mentahan” atau file ISO Oreon-nya. Pada pengujian kali ini, saya sudah menyiapkan storage NFS untuk penyimpanan file ISO-nya.

Selanjutnya, kita siapkan file ISO-nya. File instalasi Oreon Linux bisa didapatkan dari link berikut: https://boostyconnect.com/oreon-iso/ (resmi). Pada pengujian kali ini kita pakai Oreon Linux 10 Core.

Untuk melakukan import disk (dalam hal ini maksudnya adalah file ISO), dari halaman utama XOA, pilih menu Import> Disk. Nyalakan juga toggle From URL.

Isikan URL atau download link dari file ISO-nya. Apabila sudah, pilih tombol Import untuk melanjutkan.
Proses download file ISO juga dapat dipantau dari halaman Tasks.

Apabila sudah selesai, file ISO akan tampil pada storage (dalam pengujian kali ini, NFS).

Pembuatan VM
Karena server XCP-ng yang digunakan masih fresh/kosongan (belum ada VM yang dibuat), jadi tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pilih saja menu New VM untuk membuat VM baru.

Pada jendela konfigurasi VM, sesuaikan resource yang akan dialokasikan pada VM. Pada opsi Template, saya pilih AlmaLinux karena opsi Oreon tidak ada. Jangan lupa juga pilih file ISO-nya.

Pada pengujian kali ini menggunakan 2 vCPU, 4 GiB RAM, dan 32GiB disk. Pilih tombol Create untuk melanjutkan proses pembuatan VM. Apabila VM sudah selesai dibuat, pada halaman VM, pilih menu Console untuk masuk ke VM dan melanjutkan proses instalasi.

Instalasi Oreon Linux
Halaman awal saat menjalankan VM, pilih Start Oreon10* (gak kita pilih manual juga kayanya otomatis pilih deh).

Tunggu sebentar, dan akan muncul tampilan GUI/Desktop dari Oreon Linux.

Apakah instalasi sudah selesai? Tentu saja belum. Tampilan di atas adalah… bisa dibilang seperti fitur live desktop yang ada di Linux Mint. Di mana sistem Linux-nya langsung dijalankan dari file ISO.
Masuk ke Desktop-nya, kemudian akan ada jendela ucapan selamat datang yang akan digunakan untuk memandu proses instalasi. Pilih tombol Install Oreon.

Masuk ke halaman instalasi. Halaman pertama menampilkan pilihan bahasa. Pada pengujian kali ini kita pilih English (US) . Pilih tombol Next untuk melanjutkan.

Destination. Pada halaman ini kita bisa pilih “target” atau lokasi instalasi yang diinginkan dan juga opsinya. Pada pengujian kali ini kita pakai konfigurasi default yaitu Use entire disk (ya karena ini juga di VM, jadi lanjut aja hehe). Pilih tombol Next untuk melanjutkan.

Halaman berikutnya adalah Storage Configuration yang berisi opsi apakah kita ingin mengenkripsi disk atau tidak. Pada pengujian kali ini kita tidak gunakan fitur enkripsinya. Pilih tombol Next untuk melanjutkan.

Halaman selanjutnya adalah konfigurasi user account. Tentukan username & password akun yang digunakan untuk masuk ke Oreon. Ada juga opsi untuk mengaktifkan akun root apabila diperlukan (checkbox: Enable root account). Kalau sudah, pilih tombol Next untuk melanjutkan.

Halaman terakhir sebelum instalasi adalah Review. Pada halaman ini kita bisa memastikan apakah konfigurasi yang dipilih sudah sesuai dengan keinginan kita atau belum. Apabila sudah, kita bisa melanjutkan dengan menekan tombol Erase data and install.

Gambar di bawah ini menampilkan proses instalasi yang sedang berjalan. Pada pengujian kali ini, proses instalasinya bisa dibilang cukup cepat. Tidak sampai 5 menit.

Apabila proses instalasi sudah selesai, akan muncul tampilan seperti gambar di bawah. Selanjutnya, pilih tombol Exit to live desktop.

Konfigurasi Tambahan
Untuk menyelesaikan proses instalasi Oreon Linux, lakukan Restart.

Gambar di bawah ini menampilkan login page dari Oreon Linux.

Setelah berhasil masuk, akan disambut dengan menu yang menawarkan tour/tutorial penggunaaan dasar atau umum dari Oreon Linux. Hmmm sepertinya Desktop Environment/ DE yang digunakan ini berbasis GNOME ya?

Apabila pada panel kontrol di sebelah kanan bawah layar menampilkan bahwa kita belum bisa terhubung ke jaringan/internet seperti gambar di bawah ini:

Pilih tanda > untuk masuk ke menu konfigurasi jaringan. Kita bisa atur alamat IP seperti pada distro Linux lain. Apabila sudah di-set, pilih tombol Apply untuk menerapkan konfigurasi.

Selanjutnya, kembali ke menu Settings. Bisa kita lihat pada gambar di bawah ini, statusnya sudah Connected.

Penutup
Jadi, pembuatan VM di XCP-ng bisa dibilang mirip dengan sistem hypervisor lain. Kita perlu siapkan file ISO/bahan untuk OS VM-nya, kemudian kita buat VM baru dan atur resource-nya, kemudian kita lakukan instalasi OS-nya.
OS Oreon Linux yang digunakan juga bisa dibilang cukup mudah dan ringkas proses instalasinya. Serta, Oreon Linux juga disertai dengan DE, sehingga masih bisa apabila ingin digunakan sebagai daily driver.
Namun, ada hal yang belum bisa dilakukan dari Oreon Linux ini. Karena OS-nya belum terlalu “dikenal” seperti distro lain (misalnya RHEL/ Alma/ Rocky, dll), jadinya instalasi guest-tools XCP-ng belum bisa digunakan.
Untuk tulisan kali ini sampai di sini dulu ya. Sampai jumpa. Bye.