Hai semuanya, apa kabar? Saya mau coba nulis ulang tentang instalasi Proxmox VE. Karena pas saya cek arsip blog, ternyata tulisan saya udah cukup lama (2023) terkait instalasi Proxmox VE dan kayanya perlu di-update agar materi dan tampilannya lebih enak dilihat.
https://zaidan.web.id/2023/10/04/instalasi-proxmox-virtual-environment/
Kita mulai dari awal aja ya hehe.
Pembuka: Sekilas Tentang Proxmox VE
Proxmox VE adalah sistem virtualisasi kelas enterprise yang bisa jadi alternatif dari sistem virtualisasi seperti VMWare atau Hype-V. Salah satu poin utama dari Proxmox VE adalah bersifat open-source namun bisa melakukan tugas atau fitur virtualisasi enterprise.
Proxmox VE berbasis Linux Debian (saat tulisan ini dibuat, Proxmox VE terbaru berbasis Debian 13 “Trixie”). Fitur utama dari Proxmox VE di antaranya adalah mendukung virtualisasi KVM-LXC, clustering, mendukung berbagai jenis storage (NFS, Ceph, ZFS, dll), live migration, dan high availability.
Persyaratan Proxmox VE
Persyaratan hardware/resource untuk dapat menginstal Proxmox VE bisa dibilang tidak terlalu berat. Namun perlu diperhatikan juga ingin deploy apa di dalamnya. Secara umum, minimum requirement-nya adalah sebagai berikut:
- CPU 64 bit yang mendukung virtualisasi (misalnya Intel VT-x atau AMD-V).
- RAM minimal 4 GB, disarankan 8GB+.
- Penyimpanan disarankan menggunakan SSD (biasanya kalau saya instal Proxmox VE disediakan 20-30GB untuk sistem).
Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah file instalasi Proxmox VE yang dapat diunduh dari situs resmi Proxmox: https://www.proxmox.com/en/downloads/proxmox-virtual-environment/iso .
Versi installer Proxmox VE yang terbaru saat tulisan ini dibuat adalah v9.0.
Untuk instalasinya sama seperti instalasi OS pada umumnya. Siapkan file iso pada USB drive, lalu jadikan bootable (bisa pakai software seperti Rufus atau Ventoy). Lalu set BIOS/UEFI agar boot ke USB.
Instalasi
Saat berhasil masuk ke installer dari Proxmox VE, kita akan diberikan pilihan untuk lanjut instalasi dengan GUI atau CLI. Pada pengujian kali ini kita pilih yang GUI saja agar lebih mudah.
EULA
Tahapan selanjutnya adalah perjanjian pengguna (end user license agreement – EULA). Apabila setuju dan ingin melanjutkan proses instalasi, pilih tombol I agree.
Disk Setup
Setelah EULA, kita akan sampai di tahap pemilihan dan konfigurasi disk. Pada tahap ini, kita bisa pilih disk mana yang akan dijadikan lokasi instal Proxmox VE.
Terdapat beberapa filesystem yang dapat digunakan, yaitu ext4, XFS, dan ZFS. Kalau di environment tempat saya bekerja, apabila melakukan instalasi Proxmox VE biasanya menggunakan ZFS. Karena ZFS sudah memiliki fitur bawaan seperti snapshot yang memungkinkan kita untuk membuat restore point dan melakukan rollback apabila ingin mengembalikan status sistem ke restore point.
Fitur lain yang didukung oleh filesystem ZFS adalah memungkinkan konfigurasi RAID (virtual). Hal ini dapat berguna apabila kita ingin membangun sistem yang lebih andal dengan menggunakan multiple disks tapi kita tidak memiliki RAID hardware controller. Tapi detail lebih lanjut mengenai fitur-fitur ZFS tidak kita bahas pada tulisan kali ini.
Apabila konfigurasi disk sudah sesuai, pilih tombol Next untuk melanjutkan.
Lokasi dan Zona Waktu
Setelah disk setup selesai, kita diminta untuk melakukan konfigurasi untuk lokasi dan zona waktu. Pilih lokasi tempat server berada (misalnya Indonesia), zona waktu (Asia/Jakarta, Asia/Makassar, Asia/Jayapura), dan juga memilih keyboard layout (misalnya US English).
Apabila semua sudah dipilih, klik Next untuk lanjut ke tahap konfigurasi password dan email.
Password dan Email
Pada tahap ini, kita diminta untuk mengatur password untuk akun root
(untuk default login) dan juga email (akan digunakan Proxmox untuk mengirim notifikasi sistem).
Pilih tombol Next untuk lanjut ke tahap berikutnya.
Jaringan
Pada tahap ini kita akan menentukan konfigurasi jaringan yang akan digunakan oleh Proxmox VE (untuk akses ke web interface dan juga akses SSH). Beberapa parameter yang perlu diisi:
- Hostname (formatnya domain).
- Alamat IP (otomatis dialokasikan oleh Proxmox apabila terhubung ke jaringan. Bisa kita atur juga apabila memang kita punya alamat IP spesifik).
- Gateway (sebagai jalan/gerbang yang menghubungkan server ke jaringan lain/internet).
- DNS (untuk domain resolver).
Untuk melanjutkan, pilih tombol Next.
Konfirmasi
Pada tahap ini, kita dapat mengecek apakah konfigurasi yang kita pilih sudah sesuai atau belum. Apabila belum selesai, kita bisa cek kembali dengan memilih tombol Previous. Namun apabila konfigurasi sudah sesuai dan kita ingin lanjut ke proses instalasi, pilih tombol Install.
Instalasi Selesai
Shell
Setelah server dimulai ulang (reboot), kita akan masuk ke shell dari Proxmox VE. Pada halaman login, terdapat alamat IP (dan port-nya) yang digunakan untuk masuk ke web interface menggunakan web browser.
Untuk login ke shell, gunakan username root
dan password-nya gunakan yang dikonfigurasi saat tahapan instalasi.
Web Interface
Apabila kita ingin akses Proxmox VE dari web interface, saat dibuka melalui web browser biasanya akan menampilkan warning message. Hal ini disebabkan karena halaman yang kita tuju (web interface dari Proxmox VE) belum dipasangi SSL. Kita tetap bisa masuk. Pilih saja tombol Advanced> Continue.
Masukkan username & password-nya.
Kita berhasil masuk ke web interface Proxmox VE.
Penutup
Itulah langkah-langkah instalasi Proxmox VE dari awal hingga bisa masuk ke web interface. Caranya mirip dengan instalasi OS pada umumnya. Siapkan installer, masuk ke BIOS, lakukan konfigurasi sistem/OS, instalasi, dan selesai.
Untuk tulisan kali ini sampai di sini dulu ya. Sampai jumpa. Bye.