Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau coba nulis tentang gimana caranya instal Proxmox VE tapi dengan konfigurasi RAID “virtual” menggunakan ZFS. Opsi penggunaan RAID ini dapat membantu meningkatkan keandalan data. Model RAID yang dipilih adalah RAID1.
RAID1 dengan ZFS
RAID1 adalah metode penyimpanan data dengan cara mirroring. Dapat diibaratkan seperti cermin, artinya setiap data ditulis ke satu disk, maka salinan data yang sama akan ditulis pada disk lainnya.
RAID1 membutuhkan setidaknya dua buah disk. Dan mendukung hingga 32 disks.
Dengan mengimplementasikan sistem RAID1, apabila salah satu disk ada yang rusak, maka sistem dapat tetap berjalan karena salinan data yang sama masih ada pada disk yang masih sehat/normal.
Pada Proxmox VE, konsep ini didapatkan dengan menggunakan ZFS (Zettabyte File System). Jadi apabila server Proxmox VE kita tidak memiliki RAID controller fisik (RAID konvensional bentuknya perangkat fisik). Beberapa fitur tambahan yang ditawarkan dengan penggunaan ZFS di antaranya adalah:
- Checksum & Self-Healing.
- Snapshot & Cloning.
- Storage Pool yang lebih efisien.
Mengapa Pakai RAID1 ZFS (dibandingkan xfs/ext4 biasa)
- Redundansi Data. Apabila kita tidak menggunakan mekanisme RAID1 (pakai instalasi single disk), ketika ada kegagalan atau kerusakan disk yang digunakan sistem Proxmox VE, maka data bisa saja hilang dan sistem Proxmox VE tidak dapat diakses. Dengan menggunakan mekanisme RAID1 ZFS, data disalin ke dua disk (mirroring). Apabila ada kerusakan pada salah satu disk, Proxmox VE masih dapat diakses.
- Self-Healing. XFS/ext4 tidak memiliki mekanisme bawaan untuk pengecekan apakah file/data yang disimpan masih utuh atau corrupt dan bisa saja baru ketahuan oleh user saat file/data tidak dapat dibuka/digunakan. ZFS memiliki checksum pada tiap blok data. Apabila ada blok data yang rusak, ZFS akan mengambil salinan data yang normal dari disk lain kemudian memperbaiki data yang rusak tersebut.
- Snapshot. ZFS dilengkapi dengan fitur snapshot bawaan. Misalnya kita bisa ambil snapshot saat Proxmox VE baru selesai diinstal (freshly installed) agar kita dapat rollback lagi dengan lebih mudah tanpa perlu melakukan instalasi Proxmox VE dari awal.
Persiapan Instalasi
Siapkan file .iso
Proxmox VE. Pada pengujian kali ini saya menggunakan installer versi 9. Untuk resource yang digunakan pada pengujian kali ini adalah:
- 2x 100GB disk
- 8 GiB RAM
- 4 cores CPU
Instalasi
Umumnya sama dengan instalasi Proxmox VE biasa. Namun pada konfigurasi disk, ada yang berbeda.
Pilih tombol Options.
Pada jendela Harddisk options>Filesystem, pilih opsi zfs (RAID1).
Secara otomatis sistem akan assign dua disk yang sudah disiapkan dalam konfigurasi RAID. Apabila kita punya preferensi spesifik misal sda
ingin jadi Harddisk 0
atau semacamnya juga bisa diatur.
Pada pengujian kali ini ada hal lain yang dilakukan, yaitu set hdsize
menjadi sebesar 30 GB saja. Agar disk yang digunakan untuk sistem Proxmox VE hanya sebesar 30GB saja.
Instalasi lain seperti alamat IP, jaringan, dan lainnya sama seperti instalasi Proxmox VE biasanya, maka dari itu tidak saya tampilkan pada tulisan kali ini.
Cek Status RAID
Setelah instalasi selesai, kita bisa coba untuk cek status ZFS-nya dengan menggunakan perintah zpool status
Bisa kita lihat dari hasil di atas bahwa nama pool-nya adalah rpool
, kondisi ONLINE
(aktif dan bisa digunakan). Dua disk juga sudah terdaftar ke dalam pool (yang namanya scsi-xxx
).
Artinya, instalasi Proxmox VE dengan ZFS RAID1 berhasil dilakukan.
Simulasi Disk Rusak
Sekarang kita coba simulasikan misalnya salah satu disk-nya rusak. Saya akan coba untuk detach disk scsi1
-nya, lalu cek lagi statusnya dengan perintah zpool status
(Proxmox VE-nya di-restart).
Kita bisa lihat bahwa kondisi dari pool saat ini adlaah DEGRADED
yang menandakan salah satu disk mengalami gangguan/tidak dapat digunakan.
scsi0
masih online, artinya masih berfungsi normal, namun scsi1
kondisinya UNAVAIL
yang menandakan sistem ZFS tidak dapat mengakses disk tersebut.
Walaupun salah satu disk yang rusak atau tidak dapat diakses, sistem Proxmox VE tetap dapat digunakan. Data masih aman karena masih ada salinan yang masih tersedia pada disk yang lain.
Untuk tulisan kali ini sampai di sini dulu ya. Sampai jumpa. Bye.