Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau nulis tentang RHEL lagi nih. Salah satu fitur yang dapat digunakan di RHEL 10 adalah command line assistant. Fungsinya adalah menjadi “asisten” AI seperti ChatGPT namun berada langsung di Shell/Terminal.
Syarat untuk dapat menggunakan fitur ini adalah sistem RHEL-nya harus sudah terdaftar/terhubung ke repositori. Cara untuk mengecek apakah RHEL sudah terhubung ke repo adalah menggunakan perintah berikut:
$ sudo subscription-manager status
+-------------------------------------------+
System Status Details
+-------------------------------------------+
Overall Status: Registered
Apabila Overall Status: Registered artinya sistem RHEL sudah terhubung ke repo.
Selanjutnya, kita coba cek terlebih dahulu untuk paketnya dengan menggunakan perintah berikut:
$ sudo dnf info command-line-assistant
Apabila paket tersedia, maka tampilannya akan seperti ini:
Paket Tersedia
Nama : command-line-assistant
Versi : 0.3.1
Rilis : 3.el10_0
Selanjutnya, kita bisa instal dengan menggunakan perintah
sudo dnf install command-line-assistant
Apabila sudah berhasil diinstal, kita bisa menggunakan assistant dengan sintaks:
c "pertanyaaan"
Misalnya saya mau coba tanya apa bedanya yum
dan dnf
:
$ c "can you explain what are the differences between yum and dnf?"
⁺₊+ Asking RHEL Lightspeed
─────────────────────────────────────────────────────────
Certainly! In Red Hat Enterprise Linux (RHEL) 9, both yum and dnf are used for software management, but they have some key differences:
1. Backend: dnf uses the libsolv library as its backend, which offers more efficient dependency resolution compared to yum's yum-plugin-aliases and yum-plugin-download.
2. Performance: Due to its more efficient backend, dnf generally performs better, especially when dealing with a large number of packages or complex dependency trees.
3. Compatibility: yum is an alias for dnf in RHEL 9 and later versions, which means that running yum commands will work as expected. This compatibility layer exists for users transitioning from RHEL 7 and 8.
4. Features: dnf offers additional features such as faster and more accurate dependency resolution, a more robust transaction system, and better handling of package groups.
5. Configuration: The configuration files for both tools are similar, but dnf uses .dnf files instead of .repo files. However, dnf can read .repo files for backward compatibility.
In summary, while yum is still available for compatibility in RHEL 9, dnf is the recommended tool for software management due to its improved performance and features. To leverage these benefits, you can use dnf commands directly, as yum is just an alias for dnf.
Always review AI-generated content prior to use.
Fitur AI ini bisa dibilang dapat memudahkan SysAdmin. Misalnya ada hal yang belum dipahami, tinggal tanya langsung ke AI tanpa perlu buka web browser terlebih dahulu.
Contoh lain, kita juga bisa meneruskan suatu perintah agar “dibaca” oleh Lightspeed. Misalnya kita akan coba menggunakan perintah ip a
untuk melihat keterangan alamat IP, dan hasilnya diteruskan ke Lightspeed untuk mencari tahu mana sih alamat IP lokal dari sistem kita:
$ ip a | c "what is my local IP?"
⁺₊+ Asking RHEL Lightspeed
Your local IP address for the ens18 interface is 192.168.80.200. You can verify this by using the command ip address show ens18.
Make sure to replace ens18 with the name of your network interface if it's different.
Always review AI-generated content prior to use.
Lightspeed sangat membantu, tapi mungkin ada sebagian orang yang menganggap penggunaan tool seperti ini lama-kelamaan akan mengurangi kemampuan atau pemahaman mendalam mengenai sistem Linux.
Namun, saya rasa fitur ini dapat membantu SysAdmin, apalagi pemula yang memang baru “terjun” ke Linux – masih belum tahu seluk-beluknya dan masih membutuhkan bantuan.
Untuk tulisan kali ini sampai di sini dulu ya. Sampai jumpa. Bye.