Sekitar jam 11 kami pun beberes dan melanjutkan perjalanan. Tujuan utama selanjutnya adalah daerah Sudirman. Jalan keluar dari Ancol adalah rute yang dilalui oleh banyak kendaraan besar (wajar, karena dekat dengan pelabuhan). Ada juga ruas jalan yang hanya satu lajur (karena ada pekerjaan/pembangunan) dan cukup ngeri karena kami serasa “dikejar-kejar” dan di belakang ada truk besar.
Yang gowesnya kuat masih ngacir, sementara saya minggir dulu (sempat ada persimpangan) dan membiarkan truk dan kendaraan lain lewat terlebih dahulu.
Ternyata rombongan mau istirahat dulu dan belok ke arah Pecenongan, dekat kantor lama saya. Ngopi dulu di minimarket sekalian berteduh (sempat hujan juga).
Sekitar jam 12:45, kami lanjut gowes lagi ke arah Sudirman. Gak terlalu jauh. Kami juga sempat mampir sebentar ke monas untuk berfoto.
air mancur thamrin – sekarang taksi vietnam “xanh sm” sudah banyak ditemui
Ternyata Jl. Sudirman sudah tampak berbeda (semenjak saya terakhir ke sana). Karena proyek pekerjaan MRT fase 2 sudah berjalan, jalanan agak digeser ke sebelah barat. Agak membingungkan. Tapi untuk “pemandangan” gedung-gedung tinggi masih relatif sama.
Akhirnya kami pun sampai di area Stasiun Sudirman. Ternyata untuk menuju ke Stasiun LRT Dukuh atas (masih agak ke selatan/tenggara lagi dari Stasiun KRL Sudirman) harus masuk (tap-in) dulu di Stasiun KRL Sudirman dan sepeda harus dilipat. Karena sepeda saya gak bisa dilipat, saya gak bisa masuk lewat Stasiun KRL dan harusĀ muter terlebih dahulu lewat jalan raya.
Cuaca pun makin gelap dan hujan turun. Di sini rombongan kami berpisah. Saya dan (sebut saja) Pakde duluan ke stasiun LRT, Om Agus dan beberapa teman lain naik KRL karena sepedanya Om Agus rusak, ada juga yang naik LRT tapi beda kloter.
Tulisan kali ini sampai di sini dulu ya. Sampai jumpa. Bye.