Belakangan ini sangat sering kita temui penjual es teh manis yang bermunculan. Beragam nama/mereknya. Di jalan raya dekat (gak dekat-dekat banget sih) tempat kerja saya ada juga banyak penjual es teh. Tapi ada salah satu yang menarik perhatian saya. Slogan yang ada pada spanduknya yaitu “Ngeteh manis zero sugar“. Bikin penasaran, masa iya sih teh manis pinggir jalan tapi bebas gula? Nama gerainya adalah Es Teh Zero.
Beberapa waktu yang lalu juga salah satu tim Excellent ada yang traktir Es Teh Zero di markas. Akhirnya bisa nyoba. Pas saya coba memang tetap manis. Dan rasa manisnya juga agak beda daripada es teh yang pakai gula pasir biasa. Kayak.. agak gimana gitu. Tetap enak.
Dan akhir pekan lalu saat saya sedang main ke tempat kakak saya, ternyata ada juga gerai Es Teh Zero ini di komplek sebelah. Cuaca lagi panas, tengah hari juga, asik nih beli es teh.
Saat saya lihat daftar harganya, rasanya memang sedikit lebih mahal daripada es teh biasa (gak mahal-mahal banget sih). Ada beberapa varian rasa lain tapi saya kurang ingat. Untuk es teh regular, harganya Rp5.000,- untuk ukuran L dan Rp10.000,- untuk ukuran XL. Saya beli yang ukuran L.
Pas saya lihat proses pembuatannya, ternyata pemanisnya menggunakan Stevia. Pemanis Stevia diperoleh dari tanaman stevia. Kelebihan pemanis berbasis Stevia ini (yang saya lihat di internet) antara lain adalah bebas kalori, tidak meningkatkan gula darah, less risk gigi berlubang.
Stevia – Oleh Ethel Aardvark – Karya sendiri, CC BY 3.0, Pranala
Mungkin itulah yang membuat harga Es Teh Zero sedikit 🤏 lebih mahal dari es teh biasa (yang bisa didapat dari harga Rp3.000,-). Yaitu menggunakan pemanis berbasis Stevia.
Itu dulu tulisan saya kali ini. Singkat banget. Bye.