Taman Tebet – bagian 3

Saya pun gowes keluar dari Taman Tebet ke arah jalan raya, yaitu Jl MT Haryono. Sekitar jam 11 siang cuacanya panas terik. Sepanjang perjalanan banyak pekerjaan yang dilakukan di pinggir jalan. Sehingga saya gowesnya terkadang agak ke tengah jalan. Kinda dangerous. Rute ini juga terdapat beberapa jembatan jadi juga lumayan capek (bagi saya).

Setelah menyusuri jembatan kedua, saya heran Stasiun Cawang-nya mana? Saya cek Maps ternyata Stasiun Cawang berada di dekat jembatan pertama. Yang artinya saya gak jadi ambil KRL dan ambil TJ saja. Saya lanjut gowes ke arah timur sampai di halte seberang BNN.

image host

siap loading

Saya lihat di seberang ada bus MetroTrans yang baru sampai dan putar balik ke arah halte yang sedang saya tempati. Bus pun datang. Rute B11 yaitu tujuan Summarecon Bekasi. Saya sempat bingung mau tunggu B21 (tujuan Bekasi Timur) atau langsung naik yang B11. Saya cek jadwal bus di Maps dan bus B21 ternyata masih cukup lama (kalau tidak salah masih sekitar 40 menit lagi datangnya). Jadi saya masuk ke bus B11 tujuan Summarecon Bekasi.

image host

Untuk MetroTrans ini bentuk unitnya berbeda dari TransJakarta yang punya jalur khusus. TJ yang punya jalur khusus biasanya disebut dengan BRT (Bus Rapid Transit) dan MetroTrans disebut non-BRT. Bus MetroTrans memiliki low deck agar memudahkan penumpang untuk naik dan turun dari halte pinggir jalan. Bus yang saya naiki ini memiliki bodi yang (seingat saya) dibuat oleh pabrik karoseri Nusantara Gemilang. Namun untuk sasis dan mesinnya saya gak tahu karena gak ada emblemnya di bodi hehehe.

Di dalam bus ini, bagian tengah terletak “di bawah/low deck”, beberapa kursi depan terletak agak tinggi karena berada di atas ban. Dan bagian belakang lebih tinggi, mungkin mirip dengan posisi tempat duduk bus pada umumnya.

image host

Di bagian tengah-depan juga terdapat beberapa space kosong yang bisa digunakan untuk pengguna kursi roda dan juga parkir sepeda lipat. Kalau buat loading sepeda lipat rasanya lebih leluasa naik MetroTrans daripada TJ BRT. TJ BRT minim space kosong sepengalaman saya.

Untuk naik MetroTrans ini biayanya Rp3.500,- per perjalanan. Karena bus ini non-BRT, jadi tiap kali turun/ganti armada misalnya untuk ganti rute, kita perlu bayar lagi. Tidak seperti TJ BRT yang hanya bayar sekali asalkan kita tidak keluar halte.

image host

mesin tap-nya

Sistem bayar MetroTrans ini pakai kartu uang elektronik. Saya sendiri pakai E Money Mandiri. Saya lihat di mesin tap-nya juga ada QR code scanner. Mungkin bisa juga pakai QRIS. Kita juga perlu tap in saat naik dan tap out saat turun dari bus. Saldo terpotong saat naik, namun saat tap out saldo tidak terpotong.

image host

masuk tol

Setelah halte BNN ini sudah tidak ada lagi halte sebelum masuk jalan tol. Jalur yang dilalui adalah jalur yang menuju ke arah Bandara Halim Perdanakusuma. Yaa jalur yang biasa saya lalui kalau ngampus bawa mobil.

image host

melintasi rest area km 06 di seberang

Di daerah Jatibening, ternyata bus ini juga keluar untuk stop di terminal bayangan Jatibening (bus biasanya juga berhenti disini). Beberapa saat kemudian bus melanjutkan perjalanan kembali, masuk ke Tol Jakarta-Cikampek.

Bus ini keluar di Gerbang Tol Bekasi Barat. Kalau rute B21 keluar di Gerbang Tol Bekasi Timur. Keluar tol, ada beberapa halte yang disinggahi. Misalnya Halte Kayuringin (depan BCP) dan juga di depan RS Mitra Keluarga. Bus pun lanjut naik ke jembatan, ke arah Summarecon Bekasi.

image host

ikon summarecon bekasi

Perhentian bus yang terakhir adalah di Bulevar Timur Summarecon Bekasi. Saya lihat ternyata banyak unit MetroTrans yang sudah berada disini. Perjalanan dari Cawang (BNN) ke Summarecon Bekasi ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam. Saya pun buka sepeda dan lanjut lagi perjalanan. Karena sudah mau waktu Dzuhur, saya pun mampir ke Masjid Al Azhar (lagi).

image host

diikat ke tiang tempat sampah

Saya juga lihat di pelataran masjid ternyata ada water station (baca: dispenser air). Saya pun refill air minum saya, karena perjalanan selanjutnya masih… Gak jauh sih (cuka ~2 km), tapi panas.

Perjalanan selanjutnya adalah ke Stasiun Bekasi. Dari Masjid saya gak lewat dalam Summarecon, tapi ambil jalan kampung (Jl Muchtar Tabrani) dengan niat biar gak terlalu terik. Tapi sama aja panas kok wkwk. Perjalanan yang agak adem saat melewati Jl Raya Perjuangan karena cukup banyak pepohonan.

image host

stasiun bekasi

Akhirnya saya pun sampai di Stasiun Bekasi. Lipat-lipat dan sayup-sayup saya dengar pemberitahuan kalau kereta tujuan Cikarang akan berada di peron 4. Saya pun bergegas turun ke peron 4. Ternyata saat sampai di peron 4, tanya satpam dan ternyata kereta berada di peron 6 dan saya ketinggalan kereta. Ya sudah mau gimana wkwk. Nah, insiden seperti ini yang mungkin akan terjadi kalau saya transit di Stasiun Jatinegara untuk ganti kereta (cek tulisan part 1). Dan kereta selanjutnya masih di Klender 🥲.

Sambil menunggu, saya pun cek video rekaman kelas. Setelah menunggu, ada kereta yang datang. Tapi, mirip seperti tulisan sebelumnya, kereta yang datang ini bukan sampai tujuan saya, melainkan hanya sampai Stasiun Tambun. Saya pun tetap naik, dan rencana transit di Bekasi Timur (mungkin biar adem sebentar naik kereta dulu hehe). Kenapa saya gak transit di Tambun? Seperti sebelumnya, saat ini Stasiun Tambun memiliki beberapa peron, takutnya insiden seperti saat saya masuk Stasiun Bekasi kembali terulang hehe. Perjalanan dari Stasiun Bekasi ke Stasiun Bekasi Timur ditempuh dalam waktu kurang dari lima menit.

Untungnya kereta tujuan Cikarang gak terlalu lama datangnya (saat saya menunggu di Bekasi Timur). Perjalanan pun berjalan dengan lancar. Akhirnya tiba juga di Stasiun Cibitung setelah menempuh perjalanan selama sekitar sepuluh menit. Lanjut gowes ke rumah, dan sampai di rumah sekitar pukul setengah dua siang.

Begitulah pengalaman main saya di Sabtu lalu. Terima kasih sudah membaca (emangnya ada lagi yang baca selain Tim Excellent? less likely wkwk) dan sampai jumpa. Bye.

 

 

Leave a Comment