Motoran Jonggol – bagian 2

lanjutan dari tulisan pada link ini

Sesampainya di sana, sudah banyak pengunjung yang datang. Ada dua bagian utama dari tempat ini. Ruang makan utama, dan juga ada lagi di bagian bawah (tempatnya turun gitu ke bawah). Saya lihat bagian saung sudah pada ditempati, jadinya saya menempati tempat yang mirip tribun.

 

image host

Saya istirahat sebentar, lalu ambil menu. Tentu seperti biasa, saya cari nasi goreng dan ternyata di Ki Demang menyediakan nasi goreng juga. Kenapa saya sering sekali cari/pesan nasi goreng kalau ke tempat makan? Karena cari yang rasanya cenderung “aman” dan memang saya suka nasi goreng hehe.

Sekitar jam sebelas (kurang lebih sekitar lima belas menit sejak saya pesan) pesanan saya datang.

image host

Harga nasi gorengnya 35k dan es teh manis 10k (belum termasuk pajak). Nasi gorengnya menuruit saya cukup enak tapi minyaknya agak kebanyakan.

Selesai makan saya siap siap untuk.. Pulang. Bentar banget sih? Yaa karena ini sudah jauh dari rencana awal saya yaitu jam 11 sudah otw pulang. Dan rencananya juga akan ada teknisi internet yang ke rumah jadi saya ingin cepat-cepat pulang.

image host

Lokasi restonya persis di belakang gunung batu

image host

kucing meong

Saya start lagi sekitar pukul setengah sebelas. Kali ini saya mau coba ambil jalur lain, berbeda dengan jalur berangkat tadi. Jalanan turunan setelah dari resto.

Awalnya saya kira jalanannya akan lebih enak dan less extreme daripada jalur saat berangkat. Benar, tapi kemudian sama saja. Masuk ke hutan dan jalanan kecil berkelok-kelok. Dan saya juga (almost) sendirian terus.

image host

ngeri cuy

Tapi ada salah satu spot yang indah dan saya minggir dulu untuk ambil foto. Lihat di maps sih nama daerahnya ada yang menandai dengan “Bhutan van Java”.

image host

Di perjalanan pulang ini juga saya melewati tempat konstruksi bendungan. Saat saya cari (saat mengetik tulisan ini) ternyata proyeknya adalah pembangunan Bendungan Cijurey

image host

Makin turun ke arah “kota”, kawasan hutan dan pepohonan juga makin berkurang. Sampai juga di suatu wilayah yang udah gak banyak pepohonan (kayak lahan yang cukup kosong dan lumayan datar) namun di kejauhan masih banyak pepohonan, dan saya pikir menarik untuk difoto.

image host

panas, tengah hari

Sesaat sebelum saya ambil foto diatas, saya berpapasan juga (maksudnya mereka nyalip saya yang lagi parkir untuk foto) dengan rombongan pemotor yang sama-sama dari Ki Demang. Motor gede kaya Ninja 650 dan Royal Enfield. Saat saya lanjut jalan lagi, mereka udah ga keliatan. Faktor motor juga kali ya hohoho.

Di tengah perjalanan, sudah mau ke arah “kota”, saya mampir dulu di sebuah masjid. Namanya Masjid Al Firdaus. Sekalian istirahat. Cukup lama saya disini, mungkin sekitar setengah jam.

image host

Saya lanjut perjalanan sekitar pukul satu siang. Cuaca sedang panas. Gak jauh dari masjid tadi, tiba juga di Jalan Raya Jonggol-Cariu, dimana nantinya akan bertemu di Tugu Tegar Beriman Jonggol (yang saya foto pada tulisan sebelumnya).

Perjalanan di rute ini cukup asik tapi ngeri juga. Asik karena jalannya cukup lebar, dan banyak bonus (baca: turunan). Ngeri karena banyak truk besar juga yang melintasi jalanan ini.

Saya lihat overview dari aplikasi Maps, dan saya ingin coba rute lain saat arah pulang. Yaitu rute arah Cibarusah yang mana tadinya mau saya pakai sebagai rute berangkat.

Menuju ke arah Tugu Tegar Beriman Jonggol, lalu lintas mulai padat. Bahkan macet. Karena percabangan dengan jalur yang saya pakai saat berangkat. Saya lihat juga di aplikasi Maps diarahkan untuk masuk ke jalanan kampung. Wah asik nih “aprak-aprakan” ke arah kampung. Jalanannya kecil, banyak pohon juga. Lumayan adem.

Saya awalnya mengira kalau jalur ini bukanlah jalur umum yang banyak dilalui orang. Tapi kemudian saya juga melihat banyak kendaraan (termasuk mobil) yang lewat jalan ini. Mungkin jalan ini termasuk jalan alternatif ya…

Mulai rute ini, saya mulai ngantuk. Mungkin karena udah capek juga ya. Kemudian di perjalanan etape kali ini saya lihat banyak mobil yang parkir. Ternyata ada tempat wisata. Ada danau dan wahana outbound. Namanya “Kampoeng Kita”. Saya baru tau ada tempat ini.

image host

Lanjut perjalanan lagi. Ternyata tempat wisata tersebut sudah masuk wilayah Setu. Melewati juga daerah Cibarusah, tapi gak saya ceritain karena “nothing too special”. Udah masuk wilayah Setu berarti gak terlalu jauh lagi nih ke rumah (sebenernya masih jauh sih, sekitar 10-15 km lagi ke rumah).

Karena saya belum tahu wilayah disana, saya ikuti saja arahan Maps. Gak terlalu banyak mengamati sekitar, karena berusaha fokus bawa motor dan berusaha biar gak ngantuk. Ternyata, rute yang diarahkan ujung-ujungnya mengarah ke Jalan Raya Setu (rute berangkat). Saya coba ingat-ingat dan cek Maps lagi apakah sudah melewati Pasar Setu atau belum (Pasar Setu juga menjadi titik penanda checkpoint). Ternyata Pasar Setu sudah cukup jauh di belakang (selatan) yang berarti gak terlalu jauh ke arah rumah. Akhirnya.

Akhirnya saya sampai juga di rumah sekitar pukul setengah tiga siang (atau sore). Dan lanjut istirahat sore harinya.

Itulah cerita liburan saya tanggal 15 pekan lalu. Merupakan pengalaman jalan-jalan yang seru menurut saya. Sampai jumpa di tulisan lainnya. Bye.

 

Leave a Comment