Sakit Puskesmas

[Cerita mungkin agak jorok bagi sebagian orang]

Rabu lalu (11/09) pagi harinya saya sudah beberapa kali BAB dan sepertinya saya terkena diare. Saya pun memutuskan untuk tidak berangkat kerja. Saya juga kontak ke manager dan HRD terkait hal ini.

Saya pun terpikir mau coba berobat ke puskesmas, bukan ke klinik swasta. Salah satunya karena ingin coba yang lebih murah. Saya sudah lama sekali tidak ke puskesmas untuk berobat. Kalau tidak salah saya dulu saat TK rutin ke puskesmas karena ada penyakit tertentu hehe. Terakhir saya ke puskesmas kalau tidak salah pada tahun 2023 untuk membuat surat keterangan sehat (untuk melamar pekerjaan, waktu itu belum masuk Excellent).

Di jalan Bosih saya lihat jalanan ramai sekali. Terlihat orarng-orang yang berangkat kerja. Sesampainya di Puskesmas Wanasari (dekat sekali dengan Stasiun Cibitung), saya lihat sudah cukup banyak orang yang berkumpul. Saya cek di Maps, puskesmas mulai dibuka pukul 7:30.

Pelayanan pun dibuka. Saya dapat nomor antrian 27. Antrian lansia diberikan tanda khusus (stiker). Antrian sangat berbeda dibandingkan dengan klinik swasta. Kalau di klinik swasta biasanya hanya ada 1-2 antrian, namun di puskesmas bisa belasan atau bahkan puluhan.

Nomor urut saya pun dipanggil. Pendaftaran. Saya diminta menunjukkan identitas (KTP) dan keluhan umum. Saya juga ditanya mengenai tinggi dan berat badan. Setelah registrasi, saya diminta menunggu untuk menunggu panggilan berikutnya yaitu cek tensi.

Dari sesi registrasi ke cek tensi tidak terlalu lama menunggunya. Sambil lihat-lihat di puskesmas banyak juga ditemui poster mengenai sosialisasi kesehatan untuk masyarakat.

Selesai cek tensi, agak lama nih (atau bahkan cukup lama) menunggu giliran dipanggil dokternya. Akhirnya giliran saya dipanggil. Di ruang poli umum, terdapat beberapa bilik pemeriksaan. Sepertinya terdapat tiga bilik. Jadi, dokternya ada beberapa gak cuma satu. Mungkin biar pelayanannya lebih cepat ya..

Dokter yang memeriksa saya masih muda, kayanya seumuran kakak saya deh. Atau mungkin seumuran saya ya? Soalnya kan sekarang banyak orang-orang yang bekerja itu seumuran saya (otw 25). Hmm.

Setelah diperiksa, saya juga minta surat izin ke dokternya (untuk bukti absen ke manajemen). Biasanya kalau saya izin sakit hari itu juga saya submit ke HRD terkait surat izinnya.

Selesai dari ruang pemeriksaan menunggu sebentar untuk pengambilan obat. Diberikan satu jenis obat dan selesai.

Itu aja tulisan singkat saya kali ini. Sampai jumpa. Bye.

 

Leave a Comment