Liminal Space

Beberapa tahun belakangan saya menemui suatu topik di internet, yang terlihat agak eerie, aneh, namun unik juga. Yaitu Liminal Space. Di internet, fenomena ini biasanya berkaitan denganĀ urban legend “backroom” dimana biasanya diceritakan sebagai suatu tempat lain dimana kita gak bisa keluar.

Gambar Ruang Belakang. Ruang besar terbuka dengan karpet, lampu neon, dan wallpaper kuning. Sebuah celah di dinding menunjukkan ruangan serupa yang memanjang tanpa batas
Oleh Model by Huuxloc – https://sketchfab.com/3d-models/backrooms-another-level-429f3c9ea8024f5e9bb78f6649c7bd26, CC BY 4.0, Pranala

Kita kembali ke judul topik kali ini. Sebenarnya apa sih liminal space itu? Btw ini saya coba jelaskan yang saya pahami, mungkin berbeda dengan teknis sebenarnya. Liminal space biasanya diartikan sebagai tempat “transit” dari tempat asal ke tempat tujuan dimana kita gak berada di tempat tersebut untuk waktu yang lama. Misalnya terminal/stasiun yang menjadi tempat transit kita sebelum menuju ke tempat tujuan.

Gambar dengan tema liminal space juga kadang terlihat aneh atau eerie sekaligus familiar karena kita biasanya melihat tempat-tempat tersebut di dunia nyata dengan ada manusia dan aktivitas sedangkan (most of the time) pada gambar bertema liminal space, hal tersebut tidak ada.

Saya juga pernah post video keliling hotel (di Bandung) di akun Instagram saya. Saat sampai di hotel tersebut dan melihat sekeliling, saya pikir ini menarik untuk bikin konten bertema liminal space.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Zaidan (@zaidan.s_ig)

Hal yang serupa juga saya temui di penginapan saat brainstorming event kemarin. Bangunan penginapannya cukup unik, tidak plain tingkat-per-tingkat yang ketinggiannya rata, namun ada juga bagian yang ketinggiannya beda (ngomong apa sih).

Salah satunya ada di bagian kamar mandi. Lokasinya agak di bawah. Saat saya lihat, saya langsung berpikir seperti “wah, ini liminal-vibes banget”. Lampunya kuning dan lampu di kamar mandinya berupa lampu dinding, bukan yang biasa di atap/langit-langit. Itu karena memang atap di bagian kamar mandi ini cukup rendah. Mungkin hanya 180 cm (tinggi saya 177 173 cm ). Di sebelah kamar mandi juga terdapat cermin dan wastafel.

image host

image host

Sebenarnya gak segelap itu. Mungkin sekilas keliatannya agak serem bagi sebagian orang. Tapi bagi saya ini cukup unik vibes-nya. Kamar mandinya cukup bersih. Ukurannya kecil. Ada kloset duduk dan shower. Juga sudah disediakan sabun dan sampo.

Untuk suhu airnya karena ini Bogor jadi agak dingin. Tapi masih “bisa” untuk mandi malam/subuh karena gak begitu dingin seperti di Dieng (lagi-lagi Dieng. Yaa karena itu tempat terdingin yang pernah saya kunjungi).

Itu aja tulisan kali ini. Sekadar berbagi opini/minat saya terkait liminal space vibes. Sampai jumpa. Bye.

Leave a Comment