Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya.
Di perjalanan saya gak full lihat perjalanan. Waktu juga udah cukup sore, mepet maghrib. Sekitar pukul 17:30. Rute LRT juga melewati Stasiun Kereta Cepat Halim. LRT juga memiliki stasiun yang terintegrasi dengan stasiun kereta cepat. Stasiun kereta cepatnya terlihat megah. Saya juga belum pernah naik kereta cepat.
lin LRT warna hijau. lin kereta cepat warna merah
Saya sambil merencanakan ingin turun dimana. Saya cek maps ke posisi Stasiun KRL Cawang. Ada stasiun LRT yang terintegrasi juga disini. Saya cek juga ada masjid di dekatnya. Dan perkiraan waktu sampai saya kira masih bisa ikut di awal waktu sholat.
Kereta pun sampai di Stasiun LRT Cawang. Saya turun dari kereta dan menuju concourse. Saya lihat masih banyak lapak kosong yang open for rent. Saya juga sempat mampir ke toilet untuk cuci tangan.
Saya juga lihat di stasiun ini memiliki musala yang cukup besar. Saya gak sholat disini karena saya pikir jaraknya gak terlalu jauh dengan masjid yang saya rencanakan tadi.
Tap-out di pintu keluar, saldo terpotong Rp10.000,-. Cukup mahal apabila dibandingkan dengan KRL. Jalan ke luar stasiun, saat saya cek sekitar. Lah ternyata saya salah turun. Saya lupa kalau Stasiun LRT Cawang ≠ Stasiun KRL Cawang. Dan masjid yang saya pinpoint berarti masih jauh… Seharusnya saya turun di Stasiun LRT Cikoko.
Saya cek aplikasi Maps, masjid terdekat salah satunya ada di kantor BNN. Tapi saya merasa “kurang nyaman” kalau numpang sholat di masjid instansi karena harus masuk ke komplek instansi tersebut. Saya cek lagi ada beberapa masjid di sepanjang Jl. Dewi Sartika ke arah selatan. Saya pun lanjut gowes menyusuri jalanan tersebut.
Saya lihat ada plang masjid, namun berada di seberang jalan dan lokasinya masuk ke gang. Saya rasa juga di Jakarta agak susah menemukan masjid besar yang berada di pinggir jalan raya. Akhirnya saya lihat ada suatu masjid besar milik Muhammadiyah. Saya masuk, lihat ke dalam kok sepi. Saat saya tanya petugas penjaganya, ternyata masjid tersebut adalah masjid sekolah dan sedang tidak ada orang.
Saya pun melanjutkan perjalanan untuk mencari masjid lain. Sebenarnya saya masih belum pasti ingin lanjut kemana setelah dari sholat. Akhirnya, di daerah Jl. Mesjid Bendungan ada masjid. Saat itu saya sampai di masjid sekitar pukul 18:20.
Selesai sholat maghrib sekitar pukul 18:30 dan saya pikir tanggung ingin tunggu waktu isya terlebih dahulu baru lanjut perjalanan. Saya pun mampir untuk makan di salah satu lapak makanan di seberang masjid.
Sekitar pukul 19:30 setelah sholat isya dan jajan kopi, saya pun melanjutkan perjalanan. Dan juga di masjid tersebut ada kucing meong.
meong
Awalnya saya kira rute Transjakarta B21 menuju PGC, ternyata tidak. Melainkan melewati rute yang mirip dengan LRT yang saya naiki (Jl MT Haryono). Saya pun putar balik ke arah utara lagi.
Di persimpangan Jl Dewi Sartika – Jl MT Haryono, ternyata saya salah ambil jalan. Saya terus lurus. Akhirnya saya memutuskan untuk lanjut saja ke Stasiun Jatinegara (masih sekitar 4 KM). Jalan ini juga biasa saya lewati saat perjalanan sif malam ke kantor (pas masih di kantor lama), jadi saya cukup familiar dengan jalan ini.
Di sepanjang jalan ke arah Jatinegara juga dilengkapi dengan jalur sepeda, tapi bukan yang protected seperti di Jl Sudirman. Lumayan sih tapi kurang nyaman, karena di sepanjang jalur sepeda juga terdapat tutup manhole yang kalau dilewati jadi kurang nyaman, dihindari juga agak bahaya (perlu minggir atau ke tengah). Juga makin ke arah utara/Kampung Melayu juga makin banyak mobil yang parkir di jalur sepeda.
Di Jl Jatinegara Barat (setelah Terminal Kampung Melayu) saya lihat jalan dialihkan ke sisi kanan oleh warga. Ternyata di sisi kiri jalan ada acara yang diadakan oleh suatu majelis. Tidak jauh dari panggung acara tersebut, tibalah di persimpangan. Arah ke Stasiun Jatinegara belok kanan/arah timur. Ada mal juga (Ramayana/Cityplaza) di sekitar sini. Cukup ramai di daerah ini.
Akhirnya saya sampai di Stasiun Jatinegara. Saat masuk ke stasiun, ada kereta yang masuk. Tujuan Cikarang. Saya sempat berpikir, “keburu gak ya naik kereta ini”. Saya pun agak cepat berjalan untuk menuju kereta tersebut. Saat saya sampai di peron, ternyata kereta tersebut masih belum berangkat.
Kereta kemudian diberangkatkan gak lama setelah saya naik. Di perjalanan, saya coba chat teman saya. Ternyata gak bisa. Dan saat saya cek, ternyata kuota saya habis. Jadinya saya gak main hp deh, dan lihat perjalanan saja.
Selama perjalanan ke arah Cibitung juga perjalanan cukup lancar. Kayanya juga gak berhenti lama seperti disusul oleh kereta jauh. Saya pun sampai di Stasiun Cibitung sekitar pukul 20:50. Lanjut gowes ke rumah dan sampai di rumah sekitar pukul 9 malam.
That’s my weekend story. Mungkin saya akan coba Transjakarta B21 lain kali. Masih penasaran soalnya, hehe. Sampai jumpa di tulisan lainnya. Bye.
Dan juga di masjid tersebut ada kucing meong. –> Terus apa hubungannya bang? kwkwkw
Karena saya suka kucing, Boss. Jadi saya posting juga walaupun ga berkaitan dengan perjalanan hehe