Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau berbagi tentang cara bikin USB drive menjadi bootable untuk instalasi OS. Kalau pada Windows kita mungkin sudah sering melihat, mengetahui, bahkan menggunakan program yang bernama Rufus untuk membuat bootable drive. Ada juga program bernama BalenaEtcher yang memiliki fungsi sama, yaitu untuk membuat bootable drive.
Tahun lalu saat saya baru bekerja di Excellent, saya dan Bang Choir (senior saya) diminta untuk merapihkan dan cek Mini PC (yang nantinya sering dijadikan kluster Proxmox VE) apakah masih bisa digunakan atau tidak. Saya juga diminta untuk siapkan bootable drive dan file instalasi OSnya.
Saat itu kalau tidak salah saya sedang baru-barunya belajar atau menggunakan Linux secara serius (buat kerja). Masih bingung cara bikin bootable drive. Dulu saya kira Rufus juga bisa dijalankan/ada untuk versi Linuxnya, ternyata tidak ada. Dan saya menemukan Ventoy, yang mekanismenya cukup berbeda dengan Rufus.
Untuk sekarang, saya sudah lama gak pakai Ventoy, tapi pakai opsi sistem untuk write to disk. Kemarin (Senin-24/06) manajer saya minta saya untuk pasang Ventoy. Saya pikir, lumayan nih buat refresh pengalaman menggunakan Ventoy dan bisa jadi bahan tulisan juga hehe.
Lanjut ke tutorialnya. Kita kunjungi dahulu situs web dari Ventoy pada link https://www.ventoy.net/en/download.html . Link ini langsung ke download page. Gambar 1 menampilkan tampilan halaman webnya. Ventoy juga berbasis open-source, jadi pas nih buat aktivis open-source buat instal-instal OS (distrohopping)
gambar 1
Selain dapat dijalankan pada Linux, Ventoy ini juga dapat dijalankan pada Windows. Pada pengujian kali ini karena saya menggunakan Linux, maka kita pilih file instalasi/package Ventoy untuk Linux. Ukuran filenya tidak terlalu besar, hanya 19 MB dengan format .tar.gz.
Setelah filenya selesai diunduh, kita esktrak filenya. Pada Linux yang saya gunakan (Zorin 17), sudah terdapat Archive Manager bawaan (gambar 2). jadi bisa klik-klik untuk ekstraknya. Apabila Linux teman-teman belum ada atau tidak ada archive manager, bisa juga kok menggunakan Terminal. Sintaksnya adalah tar -xzf <nama file>.tar.gz
.
gambar 2
Selesai diekstrak, sekarang kita buka Terminal dan arahkan ke direktori penyimpanan file Ventoy. Kita jalankan file VentoyWeb.sh
dengan menggunakan perintah sudo ./VentoyWeb.sh
. Akan menampilkan seperti pada gambar 3. Terdapat alamat IP yang bisa kita gunakan untuk konfigurasi bootable disk melalui web interface.
gambar 3
Kita buka web browser dan kunjungi alamat IP tersebut. Gambar 4 menampilkan tampilan web interface-nya. Kita bisa pilih drive mana yang ingin kita jadikan bootable pada opsi/menu Device. Pada pengujian kali ini saya menggunakan USB drive 16 GB yang sudah saya format sebelumnya (kosongan).
gambar 4
Pada menu Ventoy in Package – MBRĀ menyatakan bahwa konfigurasi bootable yang akan dilakukan adalah MBR. Kita juga bisa menggantinya menjadi GPT pada menu Option > Partition Style . Namun pada pengujian kali ini kita pakai yang default aja ya, gak pakai konfigurasi yang macam-macam.
Pada menu Ventoy in Device kosong karena drive belum dikonfigurasi dengan Ventoy. Untuk melanjutkan konfigurasi drive menjadi bootable, pilih tombol Install. Akan terdapat menu pop-up sebagai konfirmasi (gambar 5), karena data yang ada pada diskĀ akan hilang. Halaman konfirmasi ini akan muncul dua kali.
gambar 5
Instalasi akan berjalan (gambar 6). Pada pengujian yang saya lakukan, proses instalasi hanya memerlukan waktu beberapa detik saja. Akan ada tampilan seperti pada gambar 6(kanan) saat instalasi Ventoy berhasil.
gambar 6
Pilih OK dan kita cek kembali web interface (gambar 7). Saat ini pada tulisan Ventoy in Device sudah terisi versi Ventoy yang digunakan.
gambar 7
Berbeda dari Rufus. Pada Rufus, saat konfigurasi bootable kita juga perlu menambahkan file .ISO-nya. Pada Ventoy, ketika sudah diinstal pada drive (drive sudah menjadi bootable) kita baru menambahkan file .ISO-nya. Dan kita bisa menambahkan beberapa file .ISO dalam satu drive. Menarik, kan? Jadi kita tinggal copy-paste file .ISO-nya ke drive.
Kita coba menambahkan beberapa file .ISO ke bootable drive ini. Pada pengujian kali ini saya coba tambahkan file .ISO Lubuntu, Mint, dan Vanilla (gambar 8).
gambar 8
Sekarang, kita coba restart komputer dan sesuaikan bootable drive pada BIOS. Gambar 9 menampilkan tampilan menu Ventoy saat booting. Pada menu ini kita dapat melihat daftar file instalasi/.ISO yang sudah kita tambahkan pada drive. Untuk pengujian, saya coba tes atau pilih yang Mint, apakah berhasil masuk ke live environment atau tidak.
gambar 9
Pada pengujian yang dilakukan, berhasil untuk masuk ke live environment dari Linux Mint (gambar 10). Artinya, drive kita yang diinstal/dikonfigurasi dengan Ventoy sudah berhasil/dapat digunakan untuk instalasi OS.
gambar 10
Gimana? Instalasi Ventoy susah atau gampang menurut teman-teman? Fungsi atau poin utama dari Ventoy adalah memudahkan kita apabila kita ingin coba instalasi berbagai OS dengan mudah, karena hanya dengan copy-paste file .ISO ke bootable drive. Itu aja dulu tulisan saya kali ini, sampai jumpa. Bye~