Sekilas Tentang Shared Storage dan Live Migration di Proxmox VE

Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau nulis lagi tentang Proxmox VE lagi. Kali ini tentang shared storage. Pada Proxmox VE juga mendukung penggunaan shared storage, yang bisa diartikan secara harfiah yaitu penyimpanan bersama. Artinya, pada Proxmox VE kita dapat menambahkan media penyimpanan yang dapat digunakan oleh berbagai node. Shared storage juga merupakan salah satu prasyarat penggunaan fitur High Availability (yang akan saya coba tulis di beberapa tulisan yang akan datang).

Pada Proxmox VE, shared storage memungkinkan VM dan CT untuk disimpan pada media penyimpanan yang terpisah dari node dimana hal ini memastikan ketersediaan data. Dan juga karena data dari VM/CT disimpan pada media yang terpisah dari node masing-masing, maka VM/CT dapat dipindahkan (migrasi) dengan mudah. Apalagi untuk VM, memungkinkan untuk dilakukan live migration dari node asal ke node tujuan tanpa downtime yang lama. Umumnya hanya beberapa detik. VM tetap menyala saat proses migrasi dilakukan. Untuk CT bisa juga dilakukan migrasi, namun saat migrasi, CT akan secara otomatis “mati”.

Beberapa jenis storage yang dapat digunakan sebagai shared storage pada Proxmox VE:

      1. Network File System (NFS)
      2. Internet Small Computer System Interface (iSCSI)
      3. Storage Area Network (SAN)

    Lalu, kenapa sih shared storage dan live migration itu penting? Coba kita cari tau…

    gambar 1

    Load balancing. Sebagai contoh, (ilustrasi lihat gambar 1) misalkan dalam suatu perusahaan, terdapat node yang overloaded (kita sebut node A) karena terlalu banyak proses yang dilakukan, sementara perusahaan tersebut memiliki node lain (kita sebut misalkan node B) yang dirasa masih sanggup untuk menangani sebagian pekerjaan dari node A (gambar 2). Dengan mengimplementasikan shared storage dan live migration, kita bisa memindahkan beberapa VM/CT yang dirasa terlalu membebani node A ke node B agar meningkatkan performa dari service yang dilakukan, serta hal ini artinya membantu untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya.

     

    gambar 2

    Maintenance. Misalkan terdapat komponen yang rusak pada node A (misalkan RAM yang rusak) dan memerlukan penggantian agar layanan atau node dapat berjalan dengan semestinya. Dengan live migration kita dapat memindahkan VM/CT yang berjalan pada node A ke node lain yang masih tersedia. Hal ini memastikan perusahaan dapat tetap beroperasi walaupun terdapat perbaikan pada salah satu node atau server.

    Untuk live migration kita perlu memiliki setidaknya dua nodes dan harus tergabung ke dalam cluster (untuk cluster saya juga pernah tulis disini hehe). Untuk High availability minimal harus menggunakan tiga buah nodes.

    Itulah sedikit contoh dari beberapa skenario yang berkaitan dengan shared storage dan live migration. Masih ada lagi kejadian atau skenario lain yang memungkinkan apabila kita menerapkan shared storage dan live migration. Fitur ini menambah fleksibilitas perusahaan, dapat meningkatkan (optimize) alokasi sumber daya, dan menjaga layanan tetap aktif. Saya akan coba untuk menulis cara membuat shared storage di tulisan yang akan datang. Bye~

    Leave a Comment