Coba Install Vanilla OS di VirtualBox (Windows)

Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau sharing yang agak ringan nih. Saya masih penasaran dengan Vanilla OS. Beberapa hari yang lalu (di post ini juga sempat bilang) minat ingin coba pasang Vanilla OS. Nah, karena sekarang sudah ada Deepin yang terpasang secara dual-boot dengan Windows, saya mau coba Vanilla OS di VirtualBox untuk coba-coba dulu. Biar gak terlalu ribet atur partisi dan lain sebagainya.

 

gambar 1

File instalasi (.iso) untuk Vanilla OS bisa didapatkan di situs web Vanilla OS (gambar 1). Pada pengujian kali ini saya pilih versi 22.10 (stable). Versi yang lebih baru juga tersedia, namun versi tersebut adalah versi alpha yang biasanya belum terlalu sempurna dan mungkin saja masih ada lebih banyak bug. File .iso dari Vanilla OS ini berukuran sekitar ~1,9 GB. Tidak terlalu besar kelihatannya.

gambar 2

 

Buka VirtualBox dan buat VM baru untuk Vanilla OS. Konfigurasi yang saya lakukan diantaranya adalah (gambar 2): Memori sebesar ~3GB, disk ~30GB (ukuran ini jangan diikutin dulu. Lihat dulu gambar 11 hehe), Processor 2 CPUs. Dapat dilihat pada gambar 3 VM baru berhasil dibuat. Pilih Start untuk memulai VM.

gambar 3

Beberapa saat setelah VM dijalankan, muncul tampilan yang mirip dengan distribusi Linux lain. Yaitu ditawarkan untuk lihat-lihat dulu (Try) atau langsung pasang (Install) (gambar 4). Kali ini saya memutuskan untuk lihat-lihat dulu. Gambar 4 merupakan tampilan desktop dari Vanilla OS. Tampilannya mirip dengan Debian 12 (karena Vanilla OS juga distro “turunan” Debian hehehe).

gambar 4

gambar 5

Gambar 5 menampilkan tampilan desktop apabila dalam tampilan full screen. Mungkin dari teman-teman ada yang bertanya seperti ini “Kok polos banget, kalo mau buka aplikasi gimana?”. Untuk UI seperti ini, kita bisa tekan tombol Windows (atau Super kalau di Linux) atau klik tombol Activities di pojok kiri atas layar (ditandai pada gambar 4). Maka akan muncul tampilan seperti gambar 6 yang berisi dock bawah (aplikasi terpilih, juga terdapat tombol untuk melihat all apps (tampilan pada gambar 6) di paling kanan dock). Gambar 7 merupakan tampilan all apps.

gambar 6

Terdapat juga workspace lain (gambar 6 sebelah kanan) (tolong koreksi apabila istilah ini salah) di sebelah kanan dan bisa dipilih apabila kita ingin berpindah ke workspace lain. Hal ini berguna apabila kita ingin mengelompokkan workspace berdasarkan kategori tertentu. Agar lebih rapi.

gambar 7

gambar 8

Kita lihat pengaturan. Pada pengaturan tampilan (Appearance- gambar 8) terdapat juga dark mode. Namun nampaknya mode gelap ini belum dapat diaktifkan secara otomatis. Saat saya menggunakan Zorin dan Deepin, pada kedua OS tersebut terdapat fitur yang dapat melakukan pergantian dari light ke dark mode secara otomatis ketika waktu tertentu. Pada Vanilla OS ini juga tersedia beberapa pilihan wallpaper. Lanjut nih saya mau coba full install (gambar 9). Pilih menu Install Vanilla OS pada dock (gambar 6) dan pilih Install Vanilla OS.

gambar 9

Sepertinya instalasi mirip mirip yang lain nih (gambar 10). Ada bahasa, keyboard layout, waktu dan tanggal, dan memilih disk. Tapi… sebentar dulu. Ini kayanya ada kendala deh (gambar 11).

gambar 10

gambar 11

Wah saya perlu nambahin kapasitas disk nih kayanya.

Lanjut, ceritanya saya sudah upgrade ukuran disk menjadi 60 GB. Kita lanjutkan instalasinya. Gambar 12 menampilkan bahwa instalasi dapat dilanjutkan karena disk cukup.

gambar 12

Selanjutnya, tekan tombol Configure kemudian pada tahapan Configure Disk (gambar 13) pilih opsi Entire Disk (karena sedang di VM baru, jadi.. ya.. gitu) kemudian pilih Apply untuk melanjutkan kemudian pilih panah kanan untuk melanjutkan ke halaman konfigurasi berikutnya.

 

 

gambar 13

Setelah itu akan ada konfirmasi apakah kita benar benar ingin melakukan konfigurasi tersebut atau tidak. Pilih Confirm Changes untuk melanjutkan. Gambar 14 menampilkan konfigurasi selanjutnya, yaitu konfigurasi untuk user account dan konfirmasi konfigurasi. Mirip seperti instalasi Linux (GUI) pada umumnya.

gambar 14

Pada gambar 14-3 ditampilkan proses instalasi dan ada gambar container nih. Apa maksudnya ya ini?? Salah satu alasan saya ingin coba Vanilla OS adalah karena pada Vanilla OS menerapkan sistem yang immutable, artinya file sistem secara default hanya read-only (terdapat fitur khusus untuk misalkan memang ingin merubah sistem) namun secara default tidak diberi akses. Hal ini dapat meningkatkan “keamanan” sistem karena file sistem dapat lebih aman dari perubahan data.

Juga, pada Vanilla OS, aplikasi yang kita pasang akan dibuat sebagai container sendiri. Jadi mengurangi risiko sistem rusak karena aplikasi “mengacak-acak” file sistem.

Jadi ingat kejadian saya beberapa hari lalu, dimana saya “mengacak-acak” repositori Deepin saya sehingga tidak dapat berfungsi dengan normal . Hehehe. Lanjut.

gambar 15

Gambar 15 menampilkan bahwa instalasi sudah selesai. Untuk melanjutkan, pilih Reboot Now. Maka komputer (VM) akan dimulai ulang.

Pada pengujian kali ini saya mengalami kendala nih. Setelah restart VM, tampilan utama VBox tidak muncul namun di preview muncul (gambar 16). Saya bingung dan mencoba berbagai konfigurasi seperti konfigurasi grafis dan display namun tetap tidak bisa.

gambar 16

Ternyata, saya lupa untuk set kategori atau jenis VM menjadi Linux (Debian 12) dan masih diatur sebagai Windows. Saat saya ubah menjadi Debian 12, VM dapat tampil dengan normal (gambar 17).

gambar 17

Selanjutnya, yang saya lakukan adalah masuk ke desktop. Gambar 18 menampilkan tampilan desktop dari Vanilla.

gambar 18

Tapi, instalasi belum sepenuhnya selesai. Masih ada beberapa tahapan lagi yang dilakukan (gambar 19). Namun kurang lebih sama seperti instalasi OS lain, yaitu persiapan aplikasi dan service tertentu. Ada konfigurasi package manager, aplikasi, timeshift, codecs, dan beberapa konfigurasi lain.

gambar 19

Vanilla berhasil terpasang. Saat saya mencoba sebentar, perbedaannya cukup terasa. Terasa lebih lancar daripada saat sebelum diinstal (live preview). Saya juga kurang paham betul ini lancar karena sudah berhasil terinstal atau karena ada pengaturan grafis pada VirtualBox yang saya oprek. Tapi saya rasa menurut saya OS ini cukup clean dan menarik. Dan terdapat fitur yang dapat mengurangi resiko repositori “berantakan”. 

Sekian dulu yang saya bagikan kali ini. Mungkin dari teman-teman ada saran saya enaknya bahas apa lagi ya (terutama Linux, biar saya juga bisa sambil belajar lagi hehe). Bye~

.

 

Leave a Comment