Coba Distro Lain

Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau cobain OS lain. Yaitu Deepin OS. Sekaligus iseng iseng tutorial install Linux di komputer Windows yang masih single OS. Kali ini saya menggunakan komputer yang berbeda dari yang biasa saya gunakan untuk posting sebelumnya.

Pertimbangannya apa saja?

Untuk Linux saya merasa banyak banget distro yang bertebaran. Tapi belakangan ini saya minat dengan Vanilla OS dan Deepin OS. Saya penasaran dengan Vanilla karena katanya OS ini cukup stabil dan mampu menggunakan package manager dari distro lain. Namun dari tampilan (default) yang saya lihat sepertinya saya kurang tertarik (karena tidak ada dock/taskbar dan beberapa hal lain hehe) tapi saya rasa OS ini cukup stabil. Secara tampilan umumnya juga tidak terlalu jelek, mirip Debian sih dari yang saya lihat.

Lihat Deepin OS keliatannya sangat eye-catching bagi saya dan membuat saya cukup tertarik. Saya juga mengunduh kedua .iso (Vanilla dan Deepin) sehingga apabila saya sudah bosan dengan Deepin, saya bisa coba OS lain.

Pertama, siapkan file .iso tersebut. File .iso Deepin bisa diunduh dari situs web Deepin . Pengujian yang saya lakukan menggunakan versi stabil 20.9. Terdapat juga versi beta v23 tapi saya putuskan untuk tidak menggunakan versi beta/non final.

Oiya selingan sedikit. Saat menulis tulisan ini, saya teringat saat saya menggunakan Zorin, terdapat fitur Zorin Connect yang memungkinkan ponsel terhubung ke komputer dengan Zorin OS untuk dapat melakukan berbagai hal, diantaranya adalah kirim gambar dari ponsel ke komputer dengan “seamless“. Saya ingin salin foto dari ponsel saya terkait pengujian Deepin ini dan merasa agak “terhambat” karena sudah biasa menggunakan Zorin Connect hehe.

Buat juga partisi baru pada Windows. Saya alokasi disk sebesar ~50GB untuk instalasi Deepin (gambar). Saat instalasi Deepin berlangsung, tidak ditemui menu untuk membuat partisi baru saat sudah berada di dalam proses instalasi. Jadi harus dibuat partisinya dulu, kemudian diformat (FAT jangan NTFS untuk Linux).

Berikut ini cara membuat partisi baru di Windows menggunakan program Disk Management:

Buka Disk Management. Terlihat partisi apa saja yang sudah ada. Tujuan saya adalah mengecilkan (shrink) partisi utama dan membuat partisi tersendiri untuk instalasi Linux.

gambar 1 – disk management

Gambar 1 menampilkan tampilan Disk Management. Pada partisi utama, klik kanan dan pilih Shrink Volume. Pada gambar 2, isi kapasitas yang ingin dikurangi dari partisi utama. Pada pengujian kali ini saya isi dengan 50 GB (50.000 MB). Pilih shrink untuk melanjutkan proses.

gambar 2 – atur kapasitas

gambar 3 – partisi baru telah dibuat

Gambar 3 menampilkan bahwa partisi baru sudah berhasil dibuat. Namun partisi ini belum dapat digunakan dan harus diformat terlebih dahulu. Klik kanan pada partisi baru tersebut dan pilih New Simple Volume.

gambar 4 – atur besar partisi baru

Gambar 4 menampilkan jendela konfigurasi untuk format partisi baru. Isi parameter Simple volume size in MB dengan jumlah kapasitas yang diinginkan untuk partisi baru. Pada pengujian kali ini, saya atur menjadi maksimum. Sebelumnya saya atur 50 GB untuk membuat partisi baru, namun pada tahap ini yang dapat diformat adalah sebesar ~49,7 GB.Pilih Next untuk melanjutkan.

gambar 5 – format partisi baru

Siapkan juga USB drive untuk instalasi .iso. Siapkan juga program untuk membuat USB drive menjadi bootable seperti Rufus apabila menggunakan Windows (gambar 6).

gambar 6 – Rufus

gambar 7 – Rufus

Gambar 3 menampilkan tampilan Rufus. Browse file instalasi (.iso) yang ingin kita gunakan dengan menekan tombol SELECT pada parameter Boot selection. Partition scheme pilih opsi GPT dan pada parameter File system pilih opsi FAT32 (default). Pilih tombol START untuk melanjutkan proses format USB drive.

gambar 8

Gambar 8 menampilkan Rufus menampilkan jendela konfigurasi ISO Hybrid. Pada tahap ini, saya menggunakan opsi yang direkomendasikan (Write in ISO image mod).

gambar 9 – konfirmasi

Gambar 9 menampilkan halaman konfirmasi sebelum Rufus melakukan format pada USB drive. Gambar 10 menampilkan format USB telah berhasil.

gambar 10 – selesai

 

gambar 11 BIOS

Selanjutnya, lakukan konfigurasi pada BIOS/UEFI agar melakukan boot dari USB. Masuk ke menu BIOS/UEFI dapat berbeda pada setiap komputer namun biasanya menggunakan tombol F2/F8/Del. Cari menu Boot pada BIOS/UEFI dan atur menjadi USB. Simpan konfigurasi (biasanya restart atau lanjut boot).

gambar 12 – GNU Grub

Gambar 12 menampilkan tampilan GNU Grub, yaitu bootloader yang digunakan di banyak distro Linux. Pilih opsi pertama (Install Deepin).

gambar 13 – tampilan awal instalasi Deepin

Tampilan awal Deepin ditampilkan pada gambar 13. Pada tahap ini ditampilkan untuk konfigurasi bahasa.

gambar 14 – pilih partisi

Gambar 14 menampilkan pilihan partisi yang akan digunakan untuk instalasi Deepin. Saya menggunakan partisi yang tadi dibuat, yaitu partisi dengan ukuran 50GB (ditampilkan hanya 49GB).

gambar 15 – partisi

Gambar 15 merupakan konfigurasi partisi yang dipilih. Perlu dipilih mount pointnya. Untuk partisi yang ingin diinstal, pilih root (/) sebagai mount point.

gambar 16 – konfirmasi

Setelah dilanjutkan maka akan ada tampilan konfirmasi seperti pada gambar 17. Pilih Continue untuk melanjutkan instalasi.

Instalasi berjalan dengan cukup cepat. Selanjutnya pilih Reboot Now  (gambar 17) untuk restart dan selanjutnya akan muncul halaman konfigurasi lagi. Gambar 18 menampilkan muncul halaman untuk memilih bahasa.

gambar 17 – reboot

gambar 18 – memilih bahasa

Gambar 19 menampilkan halaman untuk mengatur keyboard layout. Pada pengujian kali ini saya menggunakan layout English (US). Pilih Next untuk melanjutkan. Gambar 20 menampilkan halaman untuk mengatur zona waktu. Pilih sesuai lokasi teman-teman. Tersedia juga opsi untuk mengatur waktu secara manual pada bagian bawah halaman. Pilih Next untuk melanjutkan.

gambar 19 – keyboard layout

gambar 20 – zona waktu

Gambar 21 menampilkan halaman untuk konfigurasi User Account. Isi nama pengguna, nama komputer, dan kata sandi. Pilih Next untuk melanjutkan. Gambar 22 menampilkan Deepin sedang menerapkan konfigurasi. Tunggu hingga selesai. Proses ini membutuhkan waktu beberapa menit.

gambar 21 – konfigurasi pengguna

gambar 22 – applying configuration

Gambar 23 menampilkan lock screen dari Deepin. Masukkan kata sandi yang baru saja diatur. Gambar 24 menampilkan desktop dari Deepin. Instalasi berhasil.

gambar 23 – lock screen

gambar 24 – desktop

Sejauh pengujian yang saya lakukan, tampilan Deepin sangat eye-catching bagi saya. Terdapat day and night mode dan dapat berubah secara otomatis berdasarkan waktu. Namun, saya mengalami beberapa kendala saat menggunakan Deepin ini. Diantaranya adalah, sepertinya saya mengacak-acak repositori Deepin sehingga tidak bisa menggunakan perintah untuk install atau update. Gambar 25 menampilkan tampilan saat saya gagal untuk melakukan beberapa perintah.

gambar 25 – gagal

Setelah saya tanya di grup FB Linux Indonesia, beberapa pengguna menyarankan untuk ganti repositori menjadi Debian-based karena Deepin berbasis Debian. Karena sebelumnya saya mencoba menambahkan repositori berbasis Ubuntu dan mungkin hal inilah yang menyebabkan repositori menjadi “berantakan”.

Sekian yang saya bagikan kali ini. Next post saya akan coba tulis mengenai kesulitan saya terkait repositori di Deepin. Bye~

 

Leave a Comment