Panduan Membeli Sepeda Lipat 1-5 Jutaan. Bagian 3 (Terakhir)

6. Drivetrain

sistem drivetrain biasanya disebut groupset pada komunitas sepeda. Namun, istilah groupset sebenarnya terlalu luas karena bisa mencakup bagian pengereman juga. Istilah yang mungkin lebih tepat untuk bahasan ini adalah Gearset. Sepeda lipat di rentang harga 1.000 hingga 5.000 sudah dilengkapi dengan multi-speed. Umumnya sepeda dengan rentang harga 1.000 hingga 2.000 memiliki jumlah gir sebanyak tujuh hingga delapan. Makin tinggi harganya, biasanya makin banyak jumlah girnya.

United Orion, sepeda lipat dengan 11 speed (sumber gambar web united bike)

Apa keuntungan dari banyaknya gir? Banyaknya gir menentukan rasio dalam berkendara juga bisa menentukan performa saat shifting. Rasio bisa diukur dengan: jumlah mata gigi depan (chainring)/ jumlah mata gigi belakang(sproket). Misalnya chainring 53t sproket (terbesar) 36T, maka 53/36=1,4. Maka tiap chainring berputar sekali, ban akan berputar sebanyak 1,4 kali. Semakin besar rasio, makin cepat kecepatan sepeda, namun kayuhan akan lebih berat. Semakin kecil rasio, makin pelan kecepatan sepeda, namun akan lebih ringan kayuhannya. 

Pengguna sepeda lipat biasanya melakukan upgrade chainring ke ukuran yang lebih besar (sumber gambar tokopedia)

Bahasan ini sepertinya akan cukup panjang. Maaf apabila penyusunan tulisan ini kurang rapi. hehehe. Sepeda lipat umumnya menggunakan chainring dengan ukuran yang cukup besar dibandingkan sepeda gunung. Biasanya 50-53t (t=teeth atau gigi). Hal ini dikarenakan untuk mengimbangi roda yang kecil sehingga penggunaan chainring besar dapat membuat sepeda lipat melaju dengan lebih cepat-dan dengan usaha lebih kuat dari pengendara hehe. Makin besar chainring, makin berat kayuhan namun makin cepat kecepatan sepeda.

Sproket ukuran 34t cukup untuk digunakan di perkotaan (sumber tokopedia)

Sebaliknya untuk gir belakang. Makin besar gir belakang, makin ringan kayuhan (biasanya untuk tanjakan) namun kecepatan sepeda akan lebih lambat. Jumlah gir sebenarnya menentukan kehalusan saat mengoper gigi (shifting). Shifting dari sproket 36t akan terasa lebih halus apabila shifting ke 34t daripada langsung ke 32t. 

Karena sepeda lipat biasanya hanya digunakan di perkotaan, umumnya hanya dilengkapi dengan satu buah chainring. Biasanya dipadukan dengan mata gigi belakang yang tidak terlalu besar, misanya 32t. Untuk menambah kecepatan sepeda bisa dengan memperbesar ukuran chainring dan memperkecil ukuran sproket. Dan sebaliknya, apabila ingin membuat sepeda lebih mudah dikayuh di tanjakan, kecilkan chainring depan atau besarkan sproket.

Sistem sproket juga mungkin bisa diperhatikan. Ada dua jenis sproket yang biasa digunakan. Sproket freewheel dan cassete. Umumnya, sepeda dengan harga 1.000 hingga 2.000 masih menggunakan sistem freewheel. Sedangkan umumnya sepeda dengan harga 2.000 keatas sudah menggunakan sistem cassete. Dua sistem yang berbeda, dua hub (di motor biasa disebut tromol) yang berbeda pula dan tidak bisa saling ditukarkan. 

Saya sendiri menyarankan untuk memilih sepeda dengan sistem cassette karena lebih mudah dan lebih banyak dalam pilihan untuk upgrade. Untuk penggunaan sehari hari, tidak mengutamakan upgrade dan performa, maka sistem freewheel bisa digunakan juga. Sistem cassete memiliki jarak antar gir pada sproket yang lebih rapat daripada freewheel. Sehingga membuat shifting lebih halus.

Perbedaan harga Shimano dan Sensah untuk RD/Pemindah gigi belakang 10 speed

Untuk merk, di kalangan pesepeda merk yang terkenal adalah Shimano. Memang lebih enak digunakan namun relatif lebih mahal. Untuk merk lain ada Sensah dan LTwoo yang biasa digunakan pada sepeda lipat. Secara pengalaman pribadi, Sensah dan LTwoo cukup presisi saat shifting, namun karakter dari komponen tersebut memang relatif lebih kasar daripada Shimano.

7. Komponen

Komponen disini bisa berarti banyak jenis komponen. Mulai dari tiang jok, hub, dan aksesoris lainnya. Saya akan membahas mengenai tiang jok terlebih dahulu.

Tiang jok atau Seatpost merupakan penyangga jok (saddle) ke frame. Pada sepeda lipat, umumnya seatpost memiliki ketinggian yang jauh lebih tinggi dibandingkan sepeda lain. Hal ini dikarenakan jarak seat clamp pada frame yang posisinya cukup jauh di bawah pada sepeda lipat.

Ukuran yang umum pada sepeda liat adalah 31.8 dan 33.9 mm. Merupakan hal yang cukup penting juga menurut saya karena jenis tersebut merupakan jenis yang juga banyak ditemukan komponennya di marketplace.

Seatpost 33.9 di marketplace

Sebagai contoh. Teman saya membeli sepeda Pacific Blitz dengan diameter seatpost yang agak lain, yaitu 31.6 mm. Ukuran jenis ini biasa digunakan pada sepeda gunung. Yang jadi masalah adalah apabila seatpost patah atau rusak, ketika ingin menggantinya agak susah. Bisa saja pakai punya MTB yang 31.6 mm, namun karena untuk MTB dari yang saya ketahui paling panjang ukurannya hanya 40 cm. Sangat tidak memadai untuk sepeda lipat. Pernah saya coba menggunakan seatpost Exotic saya, yang ukurannya 31.8 mm. Tetap tidak bisa walaupun hanya selisih 0.2 mm saja.

Komponen lainnya yaitu jarak atau lebar dari poros roda depan atau biasa disebut hub depan. Pada umumnya sepeda lipat memiliki lebar hub depan sepanjang 100mm dan hub belakang sepanjang 130mm. Pada beberapa jenis sepeda United seperti Mirone dan Phantom, juga Avand ReArm, sepeda tersebut memiliki lebar hub depan yang agak lain juga, yaitu 74 mm. Hal ini dapat membuat agak repot saat hendak mengganti hub depan atau wheelset. Dimana hub atau wheelset depan yang banyak dijual untuk sepeda lipat memiliki panjang 100mm. 

Solusi lain adalah menggunakan hub 100mm namun garpu atau fork dipaksa dilebarkan secara manual. Saya sendiri kurang merekomendasikan cara ini,dikhawatirkan dapat merusak struktur ketahanan bahan dari fork itu sendiri. (Walaupun hal ini juga saya belum tahu pastinya apa benar perpengaruh atau tidak). Atau membeli fork baru agar dapat mengakomodir hub 100mm. Hal tersebut dapat merogoh kocek lebih dalam lagi.

Frontblock

Komponen lainnya seperti ketersediaan lubang atau akomodasi lainnya. Salah satu ciri khas sepeda lipat biasanya pada bagian headtube atau depan sepeda memiliki dudukan untuk menaruh barang. Dudukan ini biasa disebut dengan front block. Banyak sepeda yang menyertakan front-block, ada yang hanya menyediakan lubang dudukannya saja, ada juga yang tidak bisa untuk dipasangi front block.

standar tengah (sumber tokopedia super cycle)

Beberapa (atau mungkin hampir semua) sepeda lipat model lurus seperti Troy atau Luxor tidak memiliki dudukan untuk memasang standar yang dipasang di tengah. Dudukan botol minum juga mungkin perlu diperhatikan. Sepeda Exotic saya tidak memiliki dudukan botol minum (bottle cage) sehingga agak sulit apabila ingin membawa minum saat gowes. Hal-hal seperti ini bukan hal yang sangat krusial namun merupakan “nice-to-have features”. Pendapat masing masing individu juga mungkin berbeda.

Demikian yang dapat saya uraikan di postingan kali ini, maaf apabila masih berantakan. Ditunggu saran dari para pembaca. Semoga bermanfaat. Terima kasih

Leave a Comment