Di tempat saya bekerja ada kebijakan yang memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk dapat WFA atau kerja di luar markas/kantor. Biasanya teman-teman kantor saya ke cafe untuk bekerja. Ada juga yang ke Museum. Tapi biasanya masih sekitaran Bekasi-Jakarta aja. Dan juga diberikan uang saku dari kantor, untuk beli makan atau penunjang lainnya. Yaa intinya walapun lagi “main”, tapi tetap standby kerja. Lumayan biar agak seger.
Contohnya ada tulisan dari rekan kerja saya, Tyo yang waktu itu ambil jatah WFA-nya di kafe. Bulan lalu.
Akhirnya saya dapat giliran WFA ini. Sebenarnya dari sebelum saya dapat giliran ini saya sudah berencana untuk mengunjungi suatu tempat. Tentu dengan si Phantom Merah. Tempat yang ingin saya tuju adalah Rangkasbitung. Kenapa Rangkasbitung? Karena di Rangkasbitung ada stasiun KRL Commuter Line paling barat (lin hijau). Dan paling jauh juga dari tempat tinggal saya.
Beberapa hari sebelum keberangkatan, saya cari-cari tempat menarik di dekat Stasiun Rangkasbitung. Ternyata gak begitu jauh dengan Alun-Alun Rangkasbitung. Saya juga mencari tempat makan atau kafe yang sekiranya menunjang untuk ngopi dan kerja.
Saya juga cari tahu tentang jadwal keberangkatan keretanya. Untuk ke Rangkasbitung, dari Cibitung perlu transit satu kali. Di Stasiun Tanah Abang. Saya cek jadwal kereta, keberangkatan yang “pas” yaitu sekitar pukul 7:50an dari Stasiun Cibitung . Sampai di Tanah Abang sekitar pukul 9:30 dan sampai di Rangkasbitung sekitar pukul 11.20.
Persiapan lain, saya juga beli tas tambahan untuk di sepeda saya. Buat bawa jas hujan. Soalnya saya cek prakiraan cuaca, di Rangkasbitung siang ke sore prakiraan turun hujan lebih dari 50%.
(spoiler alert: saya nulis ini jam 2 siang dan masih cerah)
Hari H tiba. Rantai dan gir sepeda udah dilumasi, tekanan ban udah cukup, bagasi terpasang, lampu siap, kunci siap, botol minum siap. Wah udah siap nih kayanya. Saya otw ke Stasiun Cibitung sekitar pukul 7:40 pagi. Sebelumnya, sekitar jam 7 saya duluan kerjain kerjaan rutin/harian. Biar pas udah di kereta gak lebih repot lagi karena udah dikerjain duluan.
Sampai di stasiun sekitar pukul 7:50. Keretanya masih belum datang. Saya lihat peron banyak orang yang menunggu kereta ke arah Jakarta. Beberapa menit kemudian akhirnya kereta akan muncul di jalur dua (arah ke Jakarta). Ternyata keretanya lewat Pasar Senen. Kereta yang lewat Manggarai masih sekitar 15 menit lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk tunggu kereta selanjutnya. Biar lebih tenang dan (harapannya) lebih sepi.
Mengunggu sebentar dan ada kereta lain yang melintas (kereta jarak jauh Majapahit Malang-Pasar Senen)
Kereta tujuan Kampung Bandan via Manggarai pun tiba. Kereta JR205 Marchen (facelift). Saya incer kereta belakang aja deh. Masih dapat tempat di dekat pintu. Kereta pun berjalan. Semakin ke arah Jakarta, semakin banyak yang naik. Perihal kerjaan, saya pun standby grup Telegram di hp. Masih bisa ditangani tanpa buka laptop. Dibantu juga oleh rekan kerja dan manager (ada case yang butuh follow up). Klien juga konfirmasi kalau kendalanya sudah beres.
sebelum St Jatinegara
sebelum St Sudirman
Sampai Manggarai, banyak yang turun, banyak juga yang naik lagi. Tinggal beberapa stasiun lagi ke Stasiun Tanah Abang. Lewatin juga Stasiun Sudirman, daerah yang banyak gedung-gedung tinggi. Di Sudirman juga ada sebagian yang turun. Gak lama akhirnya sampai juga di Stasiun Tanah Abang.
ga bisa lewat
Saat turun, kereta ke Rangkasbitung sudah siap di jalur seberang. Pindah peron dulu. Tapi eskalatornya lagi gak bisa dipakai (gantian arah), jadinya saya angkut-angkut sepeda hehe. Berhasil juga masuk ke kereta tujuan Rangkasbitung. Keretanya JR 205 lagi (tapi bukan yang facelift/Marchen seingat saya). Masih dapat tempat di pinggir pintu. Naik dari Tanah Abang masih banyak penumpangnya. Saya juga sambil standby grup dan untungnya tidak ada laporan kendala dari klien ataupun task baru.
Rute ke Rangkasbitung ini melewati Stasiun Palmerah, yaitu stasiun yang lokasinya cukup dekat dengan kompleks DPR/MPR. Sampai ke arah Serpong masih banyak penumpangnya. Nah, Serpong seterusnya sudah mulai sepi. Saya pun sudah dapat tempat duduk setelah Stasiun Jurang Mangu.
Setelah daerah Serpong ini, lin hijau KRL (green line) cenderung memiliki karakteristik tersendiri. Jarak antar stasiun mulai sangat jauh, pemandangannya lebih alami, dan beberapa stasiun tidak memiliki peron yang lengkap (jadi harus pindah car kalau mau dapat pijakan peron). Terlihat juga ada site tambang di jalur ini. Ke arah barat juga banyak ditemukan perumahan-perumahan baru.
ada danau
Dapat tempat duduk, akhirnya saya bisa buka laptop. Slightly risky move sih buka laptop di KRL. Boss saya juga warned me untuk tetap siaga. Ada ada aja emang. Kerja di luar kantor sih di luar kantor. Tapi gak ke luar kota & provinsi juga kaleee… Saya juga cek ternyata jarak (by road) Cibitung-Rangkasbitung itu lebih jauh dibandingkan Ciibitung-Bandung. Hehe.
Akhirnya tiba juga di Stasiun Rangkasbitung. Kereta belakang juga gak dapat pijakan peron. Jadi harus pindah dulu agak ke depan. Ternyata Stasiun Rangkasbitung lagi ada perbaikan. Kayanya mah major upgrade deh kaya Stasiun Bekasi. Tadinya saya mau makan siang dulu (ibu saya bawain bekal) di stasiun. Tapi karena minim tempat yang nyaman, saya jadinya lanjut aja ke Alun-Alun Rangkasbitung. Untuk tarif KRL Cibitung-Rangkasbitung cuma Rp12.000,- aja.
Gak terlalu jauh dari Stasiun Rangkasbitung ke Alun-Alun Rangkasbitung. Cuma sekitar 2 km. Stasiun Rangkasbitung ini sebelahan dengan area pasar. Jadinya lumayan rame dan banyak juga angkutan umum. Sampai di Alun-Alun Rangkasbitung sudah mau waktu Dzuhur. Salat dulu baru lanjut makan siang.
Setelah salat, cari tempat yang adem dan ada pendopo di lapangan alun-alun. Makan siang dulu. Eh disamperin kucing meong juga.
Beres makan, keliling sebentar. Di sekitar alun-alun ada perpustakaan dan juga museum. Menarik sih sepertinya. Saya memutuskan untuk lanjut ke tempat selanjutnya yaitu kafe.
Lanjutan dari cerita ini besok lagi aja ya. Sampai jumpa. Bye.