Gowes Pantai – part 3

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan pada link ini .

Untuk LRT, penumpang bisa membawa sepeda non lipat namun hanya pada akhir pekan (mungkin libur nasional juga ya? kurang tahu saya). Saya baru kali ini ke stasiun  LRT Dukuh Atas. Walaupun masih satu kawasan dengan Stasiun Sudirman, namun ternyata lokasi stasiun LRT ini masih ke arah selatan. Kalau jalan kaki mungkin lima sampai sepuluh menit dan bisa pakai jembatan yang tembus dari Stasiun Sudirman.

image host

Di dekat stasiun LRT ini ada waduk. Kalau dilihat di Maps namanya Waduk Setia Budi Barat.

image host

Jalur masuk untuk pesepeda juga disediakan. Ditandai dengan jalur berwarna pink.

image host

image host

Setelah naik, tidak langsung ke stasiun/peron. Perlu naik satu tingkat lagi. Ada eskalator dan juga lift. Untuk yang bawa sepeda, pakai lift saja. Di atas (stasiun), untuk penumpang yang bawa sepeda bisa pakai pintu/gate khusus (lebar tanpa turnstile) seperti di stasiun MRT. Untuk ke peron, perlu naik satu tingkat lagi dari concourse (pakai eskalator). Untuk kereta yang arah Bekasi, ambil peron yang berada di selatan (peron 1). Gak lama menunggu, akhirnya kereta yang ditunggu pun datang.

image host

Untuk pengguna sepeda lipat, ada tempat khusus dan ada strap-nya juga (tempat yang sama untuk pengguna kursi roda). Namun untuk pengguna sepeda non-lipat, sepedanya ditaruh di pintu sebelah kiri arah laju kereta (karena kalau LRT pintu naik-turun peron adalah pintu kanan) dan harus dipegang/dijaga oleh yang punya selama perjalanan. Jadi, buat yang pakai sepeda non-lipat gak boleh duduk.

image host

peta transum Jakarta Raya

image host

pemandangan

Cuaca kala itu hujan cukup deras. Ke arah Bekasi hujan makin reda (namun mendung gelap). Perjalanan dari Dukuh Atas ke Bekasi dengan LRT ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit. Saat sampai di Stasiun LRT Jatimulya cuaca sudah mendung banget namun belum hujan. Saya dan Pakde menunggu Master dan Kangmas yang naik kereta selanjutnya sebelum sama-sama keluar dari area stasiun.

Gowes ke luar komplek stasiun-apartemen, turun hujan dan cukup lebat. Ada kawasan pertokoan dan ada minimarketnya. Kami pun minggir dan berteduh sambil menunggu hujan reda. Kangmas bawa tikar yang dipakai saat nimbel di Ancol. Akhirnya kami berteduh sambil gelar tikar dan nyemil. Gak lama ada juga sekelompok anak sekolah yang sama juga habis loading pakai LRT. Sepedanya model Fixie (lagi ngetren sekarang di kalangan anak muda). Ternyata mereka juga habis keliling di Jakarta dan rumah mereka bahkan lebih jauh lagi dari rumah saya (rata-rata di daerah Cikarang).

Sekitar jam 4, hujan masih belum benar-benar reda. Namun kami memutuskan untuk lanjut gowes ke rumah biar gak kesorean. Kami pamit duluan ke sekelompok fixie guy tadi dan gowes nyiprat (nyip-ride) ke rumah. Kotor? Iya. Basah? Iya. Tapi lanjut saja karena “nanggung”.

Saya sampai di rumah sekitar jam 5 sore dan saat cek Strava, total gowesnya sekitar 72 km. Hmm ternyata masih lebih jauh saat gowes PP ke Taman Mini pas tahun 2023 (78 km). Masih belum mencapai 100 km.

Itu dulu cerita pergowesan saya kali ini. Sampai jumpa. Bye.

 

Leave a Comment