Coba LRT

Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau cerita pengalaman saya di hari libur kemarin.

LRT Jabodebek sudah sekitar satu tahun beroperasi namun saya (sampai beberapa hari yang lalu) belum pernah coba. Padahal tempat tinggal saya gak begitu jauh dengan stasiun LRT terdekat (sekitar 10 km). Saya sudah beberapa pekan terakhir kepikiran mau coba LRT dan juga rute Transjakarta B21 (Metrotrans) yang juga tergolong baru diluncurkan.

Sabtu sore (31/08) saya masih bimbang mau lanjut atau tidak. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan seperti mengencangkan part yang ada pada sepeda, gembok, dan lainnya. Jam sudah menunjukkan sekitar pukul 16:20 dan saya baru mau berangkat. Sudah terlalu sore.

Saya rencana gowes ke Stasiun LRT Jatimulya. Jujur saja belakangan ini saya jarang gowes. Saya juga sempat berpikir seperti “gowes dulu aja sampai bulak kapal. kalau masih kuat, lanjut LRT. kalau gak kuat, lanjut KRL Bekasi Timur untuk pulang ke Cibitung”.

Saya pun memutuskan untuk lanjut LRT lewat jalan Joyomartono atau yang biasa dikenal dengan “Depsos”. Di sepanjang jalan ini banyak sekali ditemui agen bus malam dan juga truk besar yang berlalu-lalang. Ngeri juga sih gowes di sepanjang jalan ini. Oiya, rute Transjakarta B21 juga melewati jalan ini.

image host

Sampai di dekat Mal BTC, jalanan mulai padat. Memang biasa macet disini. Salah satunya karena giliran lampu hijau jalan ini cukup singkat. Lampu hijau pun tiba dan saya juga melanjutkan perjalanan.

Jujur saya belum pernah (atau belum tahu) letak persis stasiun LRT-nya. Saya juga sempat salah jalan, malah ambil jalan ke bawah (ke arah pemukiman warga). Akhirnya saya putar balik dan ke arah yang seharusnya.

Ternyata kita perlu masuk ke kompleks mal/apartemen terlebih dahulu untuk menuju ke stasiun LRT. Juga, stasiunnya tidak terlihat dari pinggir jalan utama. Perlu masuk lebih dalam lagi.

image host

foto-foto dulu di taman

Akhirnya sampai juga di stasiun LRT. Gedung utamanya ada di lantai atas, jadi kita perlu naik terlebih dahulu. Di bagian bawah stasiun juga terdapat semacam taman kecil yang juga bisa digunakan sebagai tempat duduk-duduk dan juga parkir sepeda/skuter.

image host

Persiapan masuk stasiun, saya lipat terlebih dahulu sepeda saya dan lanjut naik ke gedung utama/concourse. Lalu tap-in menggunakan kartu elektronik (e money Mandiri). Saya lanjut lagi naik ke tingkat selanjutnya (platform/peron) untuk menunggu kereta. Jadwal keberangkatan selanjutnya sekitar lima menit lagi. Gak terlalu lama menunggu.

Naik ke peron menggunakan eskalator dan peron untuk arah Jakarta ada di sebelah utara. Stasiun Jatimulya juga menjadi stasiun paling ujung di jalur ini.

image host

kereta masih di peron seberang

Saat saya sampai di peron, saya lihat kereta masih berada di peron seberang. Gak lama kemudian kereta lanjut berjalan ke arah timur dan ternyata “putar balik/pindah lajur” untuk perjalanan selanjutnya ke arah Jakarta.

Kereta pun datang. Sepertinya satu rangkaian LRT terdiri dari enam kereta. Saya pun menunggu di pintu untuk kereta ke-5 (ada tanda untuk akses pengguna disabilitas/ membawa stroller /membawa sepeda lipat).

imgbox

Masuk di kereta, saya rasa keretanya jauh lebih pendek atapnya dibandingkan KRL. Keretanya juga buatan INKA. Yang unik adalah kereta ini tidak ada masinisnya. Saya sempat kaget. Tapi ada juga beberapa petugas teknis yang berjaga di dalam kereta.


Saya cek juga tiap kereta memiliki spot khusus untuk pengguna kursi roda/stroller/sepeda lipat. Jadi saya pindah ke kereta paling depan untuk melihat perjalanan tanpa masinis ini hehehe. Penasaran, karena kalau naik KRL gak bisa lihat kabin saat berjalan, karena kereta paling ujung diperuntukkan untuk kereta khusus wanita.

Sempat amazed lihatnya, tapi tetap agak ngeri juga sih. Misalnya gimana kalau … ga usah diceritain deh. Selanjutnya saya pun menikmati perjalanan.

Nah, untuk tulisan kali ini cukup sampai disini dulu ya.. Nanti saya lanjutkan lagi di tulisan yang akan datang. Sampai jumpa. Bye.

2 thoughts on “Coba LRT”

Leave a Comment