Donor Darah

Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau sharing aja nih pengalaman pribadi.

Kamis malam (28/03) ada kegiatan donor darah di masjid, yang diselenggarakan PMI Kab Bekasi (Cibitung). Saya sebenernya ingin ikut, tapi keingetan “efek samping” setelah donor darah pada tahun sebelumnya bikin saya mikir-mikir lagi. Ikut nggak ya. Pengumuman acara donor darah ini sebenarnya sudah dari beberapa hari sebelumnya, dan diinfokan H-1 bisa mengambil formulir pada petugas DKM setelah tarawih. Nah, H-menit saya masih belum fix mau ikut atau ngga. Pengen ikut karena pengen berguna buat orang lain, tapi keingetan pas taun lalu pusing dan mual banget.

Saya pun pulang ke rumah. Masih mikir-mikir ikut gak ya. Akhirnya saya putusin buat ikut. Ke rumah sekalian ambil pulpen, kartu donor dan KTP. Balik lagi ke masjid untuk isi formulir. Saat saya sampai di masjid, sudah cukup banyak orang yang ikut antri. Isi isi isi, kumpulin formulir dan juga tes.. Kayanya tes hemoglobin deh. Jari di-prick dan keluar darah seperti kalau tes golongan darah. Nunggu lagi buat dipanggil giliran.

Kayanya yang bikin saya mual dan pusing banget tahun lalu adalah saya dari saat buka puasa (tahun lalu acara donornya pas Ramadhan juga. Agenda rutin masjid hampir tiap tahun) seinget saya belum makan dan cuma minum aja. Sedangkan kali ini udah makan takjil tapi belum makan nasi.

Isi formulir sekitar pukul setengah 9, nunggu lumayan lama. Karena saya “on the spot” dan dapet giliran belakangan. Tiap sesi donor kurang lebih 5 menit. Dan berdasarkan formulir, darah saya yang diambil sebanyak 450cc.

Peserta lain udah banyak yang selesai, lampu masjid mulai dimatikan. Wah masih lama gak ya. Masih ada beberapa orang lagi sih. Akhirnya hampir pukul 10 malam giliran saya. Berbaringlah di tempat tidur yang disediakan. Petugasnya nyiapin alat-alatnya dan tanya-tanya identitas singkat. Dan donor pun dimulai. Yang cukup tegang adalah pas proses masukin jarumnya. “Tarik nafas, kepal tangannya…” Cuss… Jarum pun masuk. Lumayan sakit (kalo dibanding ambil darah buat tes), kayanya karena jarumnya lebih gede deh.

Pas proses donor overall gak terasa sakit atau gimana. Agak lightheaded sedikit tapi gak kaya tahun lalu. Ini lebih manageable. Mual juga cuma sedikit 🤏. Proses donor sekitar 5 menit. Nah, sesi cabut jarum juga sesi yang saya “tegang”. Tapi lumayan gak terlalu sakit/berasa pas dicabutnya. Bekas tusukan jarum pun diplester, terus saya keluar dan menuju ke meja administrasi. Ambil kartu donor dan ambil suvenir. Isi suvenirnya ada beberapa minuman dan snack. Kelar deh, pulang ke rumah juga gak terlalu pusing dan mual kaya tahun lalu. Tangan juga gak terlalu pegal. Kayanya emang jangan terlalu kosong deh perutnya kalau mau donor darah.

Itulah pengalaman saya donor darah pekan lalu. Sampai jumpa di tulisan yang akan datang. Bye~

2 thoughts on “Donor Darah”

Leave a Comment