Membuat Container di Proxmox Virtual Environment

Hai semuanya, apa kabar? Kali ini saya mau berbagi pengalaman mengenai cara atau tahapan membuat container di Proxmox VE. Setelah beberapa hari yang lalu saya membagikan kiriman mengenai cara membuat VM di Proxmox, dan kemarin juga saya berbagi sekilas mengenai container. Saat ini saya ingin membagikan cara membuat container Ubuntu di PVE.

Pertama, pilih storage PVE kita (dalam hal ini, storage yang saya gunakan adalah local). Kemudian, pilih menu CT-Templates. Kemudian pilih menu Templates. Kemudian, cari template dari service yang ingin kita pilih atau pasang. Dalam case ini, kita cari Ubuntu. Saya memilih Ubuntu versi 23.04 dalam pengujian kali ini (tahapan ini dapat dilihat pada gambar 1). Kemudian pilih tombol Download untuk melanjutkan (mengunduh Ubuntu).

1
gambar 1

Gambar 2 menampilkan proses PVE sedang mengunduh Ubuntu. Apabila proses unduhan sudah selesai, PVE akan menampilkan tulisan TASK OK.

1-1

Gambar 3 menampilkan pada halaman CT-Templates, Ubuntu sudah berhasil diunduh.

1-2

Tahap diatas baru untuk mengunduh template yang digunakan untuk membuat Container Ubuntu. Untuk membuat container baru, gunakan tombol Create CT yang terletak pada bagian kanan atas jendela PVE (dapat dilihat pada gambar 4).

1-3
Gambar 5 menampilkan tab General untuk konfigurasi container baru. Tampilannya mirip dengan saat seperti kita membuat VM. Pada tab General ini, terdapat beberapa parameter yang kita sesuaikan. Pertama adalah CT ID, yaitu sebagai identifier seperti VM ID. Kita tidak bisa menggunakan angka yang sama dalam PVE. Misalkan kita sudah menggunakan ID 100 sebagai VM ID, maka kita tidak bisa menggunakan ID 100 untuk CT ID.

Hostname diisi dengan nama yang ingin kita gunakan untuk container kita. Pada pengujian kali ini, saya menggunakan nama ubuntu-ct. Pada parameter Password dan Confirm password diisi dengan kata sandi yang ingin kita gunakan pada container.

1-4

Apabila kita juga memiliki SSH key, maka kita juga bisa mengunggahnya pada parameter SSH public key dengan menggunakan tombol Load SSH Key File. Untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, pilih tombol Next.

1-5

Gambar 6 menampilkan tab Template. Pada halaman ini, browse ke template Ubuntu yang tadi berhasil kita unduh. Pilih tombol Next untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

Add-a-subheading-2

Gambar 7 menampilkan tab Disks. Tab ini menampilkan konfigurasi ukuran storage yang ingin digunakan oleh container. Pada pengujian kali ini, saya atur menjadi 16 GB. Storage yang digunakan, secara default adalah local-lvm. Pilih tombol Next untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Add-a-subheading-3

Gambar 8 menampilkan tab CPU. Tab ini berisi konfigurasi berapa banyak core server yang ingin dialokasikan untuk container. Saya isi dengan 1 core di tahap ini. Pilih tombol Next untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Add-a-subheading-4

Gambar 9 menampilkan tab Memory. Tab ini berisi konfigurasi seberapa besar ukuran memori atau RAM yang ingin dialokasikan untuk container. Pada pengujian kali ini saya mengalokasikan memori dan swap masing-masing sebesar 1 GB. Pilih tombol Next untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

https://ibb.co/Sx2CdGw

Selanjutnya adalah Network tab (gambar 10). Halaman ini menampilkan konfigurasi jaringan untuk container yang akan dibuat. Pada tahap ini kita bisa menentukan container ingin dipasang IP statis atau dinamis (DHCP). Konfigurasi ini dapat digunakan untuk IPv4 atau IPv6. Pada pengujian kali ini saya menggunakan konfigurasi DHCP untuk kedua jenis IP. Tekan tombol Next untuk melanjutkan.

Add-a-subheading-6

Gambar 11 menampilkan DNS tab. Halaman ini memuat konfigurasi yang memungkinkan kita untuk menggunakan DNS server khusus untuk container apabila kita memilikinya. Apabila kita tidak memilikinya bisa lanjut ke tahap berikutnya (halaman ini dibiarkan saja). Untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, tekan tombol Next.

Add-a-subheading-7

Selanjutnya, gambar 12 menampilkan Confirm tab. Halaman ini menampilkan halaman yang berisi ringkasan konfigurasi yang telah kita tentukan dari tabs sebelumnya. Apabila konfigurasi belum sesuai yang diinginkan dan ingin mengubah konfigurasi, dapat menekan tombol Back. Apabila konfigurasi sudah selesai, pilih tombol Finish untuk menyelesaikan atau melanjutkan proses instalasi container.

Gambar 13 menampilkan proses instalasi container sedang berjalan.

Add-a-subheading-8

Gambar 14 dibawah menampilkan hasil bahwa container sudah selesai dibuat. Perhatikan pada gambar 14, saya menandai beberapa hal.

Add-a-subheading-9
  1. Daftar VM/container yang telah dibuat. 101 merupakan container yang baru saja kita buat. 100 merupakan VM yang sudah saya buat sebelumnya, kemudian 105 merupakan template dari VM. Dari ketiga item ini, kita bisa melihat perbedaan. Container ditandai dengan ikon berbentuk seperti box. VM ditandai dengan ikon berbentuk layar komputer. Sedangkan VM Template ditandai dengan ikon seperti VM namun beserta ikon kertas. Ikon VM/container yang aktif akan berwarna hitam (105) sedangkan yang sedang tidak aktif berwarna abu-abu (101,100).
  2. Status container: stopped. Informasi ini dan informasi container lain seperti penggunaan CPU dan memori dapat dilihat pada halaman Summary.
  3. Untuk memulai container/VM, dapat klik kanan pada nama container/VM>Start atau menekan tombol Start yang terletak pada bagian kanan atas jendela PVE.

Proses pembuatan container jauh lebih cepat dibandingkan VM. Mungkin ini menjadi topik yang akan saya bahas di kiriman berikutnya.

Add-a-subheading-10

Setelah memulai container, untuk membuka jendela Terminal, pilih menu Console. Gambar 14 menampilkan lokasi tombol Console dan tampilan Terminal untuk interaksi dengan container. Pada saat konfigurasi container tadi, kita tidak melakukan konfigurasi username, hanya konfigurasi kata sandi pada General tab (lihat kembali gambar 5). Untuk itu, kita dapat menggunakan username root dan kata sandi yang telah kita atur untuk masuk ke container Ubuntu Server.

Sekian yang saya bagikan kali ini. Bye~

Leave a Comment